Aku
Aku berdiri di tengah penjuru
Aku besar dengan nama itu
Aku bukan manusia
Aku hanya sebuah kata
Namaku lambang kecerdasan
Namaku membunuh kebodohan
Betapa hebatnya aku?
Tak ada yang menandingiku
Sampai ini ku tak merasa hebat
Ini kali ku menangis
Bukan yang pertama
Bukan yang kedua
Tiada pemakai namaku
Yang menjadikanku hebat
Di sana-sini kebodohan
Belum terbunuh olehku
Tangisan ini penuh pilu
Belum banyak kecerdasan
Yang bertaburan
Jadilah pahlawanku anak negeri
Hentikan pilu tangisku
Buatlah aku tersenyum
Merasa bangga akan namaku
Analisis Puisi:
Puisi "Aku" karya Nur Wachid mengeksplorasi konsep identitas dan peran sebuah kata dalam kehidupan manusia.
Identitas dan Kekuatan Kata: Penyair mengeksplorasi kekuatan dan signifikansi sebuah kata, yang diwakili oleh kata "Aku" dalam puisi ini. Meskipun hanya sebuah kata, "Aku" dianggap sebagai lambang kecerdasan dan kekuatan yang dapat mengalahkan kebodohan.
Kesedihan dan Kebodohan: Meskipun dianggap sebagai simbol kecerdasan, "Aku" juga merasakan kesedihan dan kekecewaan. Kata tersebut menangis karena kebodohan yang masih ada di sekitarnya dan karena belum banyaknya kontribusi positif yang telah dilakukan.
Panggilan untuk Aksi: Penyair memanggil para pembaca, terutama generasi muda, untuk menjadi pahlawan dan mengakhiri kesedihan "Aku". Hal ini mengisyaratkan pentingnya tindakan nyata untuk memerangi kebodohan dan menumbuhkan kecerdasan di sekitar kita.
Bangga akan Identitas: Puisi ini juga menekankan pentingnya bangga akan identitas dan peran masing-masing individu dalam masyarakat. "Aku" meminta agar dipenuhi dengan kebanggaan atas kontribusi positif yang telah diberikannya.
Pemikiran Terakhir: Meskipun "Aku" merasakan kesedihan dan kebodohan di sekitarnya, puisi ini berakhir dengan panggilan untuk menghentikan tangisannya dan membuatnya merasa bangga. Hal ini mengisyaratkan harapan akan masa depan yang lebih cerah dan penuh kontribusi positif dari "Aku" dan generasi mendatang.
Puisi "Aku" karya Nur Wachid adalah sebuah refleksi tentang identitas dan peran sebuah kata dalam kehidupan manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai kekuatan kata tersebut serta untuk bertindak nyata dalam memerangi kebodohan dan menumbuhkan kecerdasan di sekitar kita.
Karya: Nur Wachid