Puisi: Air Mata Nyanyian Ibu Pertiwi (Karya A. Rego S. Ilalang)

Puisi "Air Mata Nyanyian Ibu Pertiwi" karya A. Rego S. Ilalang menggambarkan perjalanan hidup manusia dan hubungannya dengan alam, terutama dengan ...
Air Mata Nyanyian Ibu Pertiwi

Air mata dukaku
Air mata dukamu
Air mata duka mereka
Air mata air mata air mata air mata air
Mata air
Air mata nyanyian ibu pertiwi.

Layar hijau tergelar mengalirkan mata air bau wangi tarian dedaunan. Siluet suara-suara dalam hening. Dalam sunyi. Menyusuri kelok sungai menuju muara, menuju kota dengan tarian makhluk putih bercak-bercak darah, merah. Bersembunyi dari perih hidup di bawah lampu merah patah-patah dengan suara koor yang sumbang. Janger tarian tangisan metropolitan. Miniatur kehidupan di atas air mata. Dalam panggung hidup yang berlayar mengarungi air mata. Kepingan nasib menyetir nahkoda hidup. Wajah-wajah kematian kehabisan air mata. Warna hidup terlukis dari air mata. Kuning biru merah hitam dan api dewa syiwa, wajah leak menari di atas matahari. Di antara nyanyian kematian. Di atas bangkai berserakan. Api kematian tetap menetes dari teriakan sakit dan marah. Segala silau akan perjalanan hidup.

Air mata air mata air mata air mata air
Mata air
Air mata nyanyian ibu pertiwi
Semua berakhir dengan curah kesadaran.
Semua berakhir dengan kesadaran.

Analisis Puisi:

Puisi "Air Mata Nyanyian Ibu Pertiwi" karya A. Rego S. Ilalang adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan hidup manusia dan hubungannya dengan alam, terutama dengan Bumi atau Ibu Pertiwi. Dalam puisi ini, penyair menggunakan metafora air mata untuk menyampaikan pesan tentang penderitaan, kehidupan, dan kesadaran manusia.

Metafora Air Mata: Puisi ini dimulai dengan pengulangan frasa "air mata" yang menciptakan ritme dan intensitas emosional. Metafora air mata digunakan untuk menggambarkan penderitaan manusia dan Bumi, serta sebagai simbol air atau sumber kehidupan yang memberikan kesadaran.

Hubungan dengan Alam: Penyair menggambarkan hubungan manusia dengan alam melalui gambaran sungai, dedaunan, dan matahari. Metafora ini menciptakan gambaran tentang kehidupan yang mengalir seperti air, dengan semua warna dan emosi yang terkandung di dalamnya.

Penderitaan dan Kematian: Puisi ini juga menggambarkan penderitaan dan kematian melalui gambaran kota metropolitan yang penuh dengan lampu merah, suara sumbang, dan tarian makhluk putih. Ini menciptakan gambaran tentang kehidupan yang penuh dengan penderitaan dan kesulitan, namun juga keindahan dan kekuatan.

Kesadaran Manusia: Penyair menekankan pentingnya kesadaran manusia terhadap penderitaan dan kehidupan di sekitarnya. Penggunaan frasa "semua berakhir dengan curah kesadaran" menunjukkan bahwa kesadaran akan penderitaan dan kehidupan adalah kunci untuk memahami dan mengatasi tantangan hidup.

Makna Nyanyian Ibu Pertiwi: Penutup puisi mengacu pada "nyanyian ibu pertiwi" sebagai sumber kebijaksanaan dan kekuatan. Ini menciptakan gambaran tentang alam sebagai ibu yang memberikan dan melindungi, serta sebagai sumber kebijaksanaan dan penghiburan bagi manusia.

Secara keseluruhan, puisi "Air Mata Nyanyian Ibu Pertiwi" adalah sebuah karya sastra yang memukau dengan penggunaan metafora yang kuat dan gambaran yang mendalam tentang kehidupan, penderitaan, dan kesadaran manusia. Melalui penggambaran alam dan manusia, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan hubungan manusia dengan alam serta kesadaran akan penderitaan dan kehidupan di sekitar kita.

Puisi
Puisi: Air Mata Nyanyian Ibu Pertiwi
Karya: A. Rego S. Ilalang

Biodata A. Rego S. Ilalang:
  • A. Rego S. Ilalang (Agus R. Subagyo) lahir pada tanggal 7 Oktober 1973 di Nganjuk.
© Sepenuhnya. All rights reserved.