Prediksi Jam Kiamat 90 Detik Menuju Tengah Malam: Kiamat Semakin Dekat?

Meskipun ada ramalan mengenai hari kiamat, kenyataannya dunia telah selamat dari berbagai bencana dan peristiwa mematikan selama berabad-abad.

Konsep kiamat merupakan topik hangat yang menarik perhatian dunia. Mulai dari keyakinan agama hingga prediksi ilmiah, keingintahuan manusia tentang akhir zaman terus berlanjut. Karena kemajuan teknologi dan penemuan-penemuan baru, bermunculan teori-teori yang menyatakan bahwa akhir dunia sudah dekat. Namun apakah kita harus benar-benar takut, atau adakah alasan untuk tetap tenang?

Meskipun ada ramalan mengenai hari kiamat, kenyataannya dunia telah selamat dari berbagai bencana dan peristiwa mematikan selama berabad-abad. Berkat kemajuan teknologi dan penemuan-penemuan baru, manusia terus beradaptasi dan bertahan hidup. Namun hal ini juga menimbulkan pertanyaan, apakah kita sedang mendekati akhir, ataukah ini hanya perubahan biasa dalam perjalanan sejarah?

Apa itu Jam Kiamat?

Jam Kiamat merupakan simbol betapa dekatnya manusia dengan kehancuran dunia akibat teknologi berbahaya yang mereka ciptakan. Jam kiamat menampilkan perubahan menit menuju tengah malam sebagai berapa lama bumi ini dapat bertahan. Jam kiamat ini adalah pengingat bahwa kita harus atasi bahaya yang harus kita atasi jika kita ingin bertahan hidup di planet ini. Jam Kiamat berada di kantor The Bulletin, 1307 E 60th St, di lobi Keller Center, rumah untuk Harris School of Public Policy, University of Chicago.

Kiamat Semakin Dekat

Jam ini diciptakan pada tahun 1947 oleh Lembaga Bulletin of the Atomic Scientists. Bulletin of the Atomic Scientist, merupakan sebuah grup para ilmuwan Proyek Manhattan di Universitas Chicago yang membantu pembuatan bom atom, tetapi juga memprotes penggunaannya terhadap orang-orang. Bulletin menganggap senjata nuklir sebagai bahaya terbesar umat manusia.

Selama bertahun-tahun, jam kiamat telah bergerak maju mundur sesuai dengan kondisi global. Pada tahun 2007, para ilmuwan mulai memasukkan bahaya perubahan iklim ke dalam pengaturan Jam Kiamat. Jam kiamat terjauh menunjukkan 17 menit menjelang tengah malam pada tahun 1991, setelah Uni Soviet runtuh dan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis ditandatangani.

Pada tahun 2016, dengan adanya kesepakatan nuklir Iran dan kesepakatan iklim Paris, jam dihitung mundur tiga menit menuju tengah malam. Dari tahun 2020 hingga 2022, jam akan disetel ke 100 detik sebelum tengah malam.

Untuk tahun 2024, jam kiamat ditetapkan berada di posisi 90 detik sebelum tengah malam. Ini adalah waktu terdekat di sepanjang sejarah bumi untuk mencapai kondisi kiamat atau kerusakan besar. Posisi 90 detik sebelum tengah malam pada tahun 2024 tidak berubah sejak tahun 2023 kemarin.

Lembaga Bulletin of the Atomic Scientists menetapkan 90 detik menuju tengah malam ini terutama terkait ancaman penggunaan senjata nuklir oleh Rusia dalam invasi mereka ke Ukraina, invasi Israel dengan senjata nuklir ke Gaza, dan memburuknya perubahan iklim yang meningkatkan risiko bencana global. Bumi kian berada semakin dekat dengan kehancurannya dikarenakan dua hal utama yakni peperangan dan perubahan iklim. Sementara dua hal lain yang turut memperparah stabilitas sosial masyarakat adalah kecerdasan buatan dan perkembangan teknologi yang kurang terkendali.

Upaya yang bisa kita lakukan adalah mencegah semakin dekatnya kehancuran bumi adalah diantaranya dengan mengurangi emisi karbon, pembatasan dan pengurangan emisi karbon dari aktivitas manusia sangatlah penting. Pembangunan energi terbarukan seperti penggunaan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik, PLTA, PLTSa, dll. Mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan seperti menggunakan produk ramah lingkungan, mengurangi pembuangan limbah, menerapkan Reuse, Recycle, Reduse. Regulasi dan kebijakan yang tegas yang mendorong penggunaan energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon. Kombinasi tindakan individu dan kolektif, serta kerja sama antar lembaga dan negara, dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan. Sedangkan solusi untuk permasalahan peperangan yang terjadi saat ini yaitu dengan adanya diplomasi dan dialog antarbangsa. Perang dapat memperburuk kerusakan lingkungan akibat senjata-senjata yang digunakan selama perang berdampak pada pencemaran dan kerusakan infrastruktur.

Meskipun Jam Kiamat mudah untuk memprediksi berapa lama waktu yang tersisa bagi umat manusia, sebenarnya sangat sulit untuk memprediksi kehancuran Bumi. Hal ini tidak akan berguna kecuali tujuannya bukan hanya untuk memprediksi kehancuran Bumi, tapi juga untuk mencegahnya. Maka interpretasi yang lebih masuk akal adalah bahwa Jam Kiamat dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat risiko yang dihadapi umat manusia saat ini.

Mungkin yang paling penting adalah bagaimana kita merespons prediksi kiamat ini. Alih-alih panik atau terbebani oleh ketakutan akan masa depan, kita dapat menggunakannya sebagai pendorong untuk bertindak secara positif. Kita bisa lebih peduli terhadap lingkungan, memperkuat ikatan sosial, dan meningkatkan kualitas hidup kita serta orang-orang di sekitar kita.

Dengan demikian, meskipun prediksi jam kiamat mungkin menciptakan sensasi ketegangan dan kekhawatiran, kita juga dapat melihatnya sebagai panggilan untuk menghargai kehidupan dan dunia di sekitar kita. Akhirnya, mungkin bukan jam kiamat yang harus kita takuti, tetapi bagaimana kita hidup dan memengaruhinya saat ini.

Biodata Penulis:

Nadine Nafeesa Kurniawati saat ini aktif sebagai mahasiswa, jurusan Ilmu Lingkungan, di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.