Mengubah Pandangan Stereotip Gender Tentang Perempuan Menyaksikan Formula 1

Semua bebas menyukai Formula 1 sesuai selera dengan alasan yang berbeda-beda. Yang terpenting mau darimanapun dengan apapun alasannya jangan ...

Stereotip adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan presepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotip merupakan pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks. Namun, stereotip dapat berupa prasangka positif dan juga negatif. Sering kali dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif.

Stereotip gender adalah sebuah keyakinan yang berkaitan dengan perilaku yang membedakan perempuan dan laki-laki. Keyakinan tersebut berupa pelabelan yang sudah lama terbentuk dalam kehidupan masyarakat. Stereotip gender adalah pandangan umum atau karakteristik yang seharusnya dimiliki dan diperankan perempuan atau laki-laki.

Stereotip gender juga merupakan generalisasi pengharapan mengenai aktivitas, kemampuan, dan pilihan yang sesuai jenis kelamin seseorang. Sehingga stereotip gender merupakan sebuah pelabelan yang diberikan masyarakat untuk membedakan peran perempuan dan laki-laki untuk menjadi ciri khas masing-masing. 

Menyaksikan Acara Formula 1 

Formula Satu, disingkat Formula 1 atau F1 dan bernama lengkap Formula One World Championship. Formula 1 merupakan kelas tertinggi dari balap mobil kursi tunggal yang diatur oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA). Formula 1 dapat disaksikan secara langsung, atau disiarkan secara langsung melalui televesi di hampir setiap negara dan wilayah. Formula 1 menarik salah satu pemirsa televisi global terbesar. Musim 2008 menarik penonton global sebanyak 600 juta orang per balapan. Penonton televisi kumulatif dihitung mencapai 54 miliar pada musim 2001, disiarkan ke 200 wilayah. Kini jumlah penonton baik secara langsung maupun streaming sudah sangat banyak.

Perempuan Menyaksikan Formula 1

Sebagai olahraga yang sangat mahal, Formula 1 ternyata tidak menjadikan generasi muda sebagai target sponsor mereka. Namun, para pemuda saat ini juga mulai banyak yang tertarik dalam dunia Formula 1. Banyak di antara mereka tertarik menyaksikan acara Formula 1 dan menjadikan hal tersebut sebagai hobi.

Ketertarikan para generasi muda saat ini dalam dunia otomotif, Formula 1, dilatarbelakangi banyak hal. Mulai dari aksi strategi di sirkuit, penggunaan teknologi yang canggih, serta performa mobil yang baik.

Kegemaran pemuda generasi saat ini dalam dunia Formula 1 tidak hanya dilirik oleh kaum laki-laki, tetapi banyak juga kaum perempuan. Ketertarikan para kaum perempuan dalam dunia Formula 1 juga melalui banyak alasan. Namun, pandangan tentang stereotip gender masih sering kali terjadi oleh kaum perempuan.

“Perempuan menyukai Formula 1 karena driver dan principal yang tampan.”

Ketika sesama penggemar laki-laki pertanyaan yang dilontarkan perihal, “Siapa pembalap jagoan, kenapa strategi tim ini bagus, balapan kemarin performanya bagaimana?” dan lain sebagainya. Namun, ketika penggemar perempuan selalu ada pertanyaan, “Suka Formula 1 karena pembalapnya tampan ya?”. Tidak sering juga diberikan pertanyaan untuk menguji, “Apa itu arti Drag Reduction System?” yang ditujukan untuk para perempuan.

Pertanyaan semacam itu sangat mengganggu karena sasarannya selalu kaum perempuan. Kalau memang alasannya karena para driver dan principal yang tampan memang kenapa dan apa urusannya. Namun, tidak semua kaum perempuan memiliki alasan tersebut untuk terjun ke dalam dunia balapan Formula 1.

Stereotip bahwa perempuan hanya menonton Formula 1 karena driver dan principal yang tampan adalah anggapan yang keliru dan perlu diubah. Kaum perempuan juga memiliki minat dan alasan yang beragam untuk masuk ke dalam dunia balapan Formula 1. Banyak juga dari mereka yang tertarik ke dalam dunia Formula 1 melalui kisah inspiratif para driver dan tim Formula 1. Seperti kisah Max Verstappen yang mendedikasikan dirinya sejak dini untuk masuk ke dalam dunia balapan. Pria kelahiran Belanda, 30 September 1997 itu telah terjun ke dunia balapan sejak tahun 2010 dan mulai berkecimpung di dunia Formula 1 pada tahun 2015. Pelatihan yang cukup keras diberikan kepada Max Verstappen sejak dini membuahkan hasil yang memuaskan. Max Verstappen memenangkan juara dunia sejak tahun 2021 hingga tahun 2023 dengan total podium 98 kali.

Tidak hanya Max Verstappen yang sudah memulai karir dalam dunia balap sejak dini namun masih banyak lagi. Pelatihan yang dibutuhkan untuk menunjang karir dalam dunia balap sejak dini yang mereka lakukan juga cukup keras untuk bisa mencapai posisi saat ini. Kisah tersebut bisa menginspirasi para penggemar Formula 1 baik para kaum laki-laki maupun perempuan yang membuat mereka masuk dan belajar dalam dunia Formula 1 kemudian kisah inspiratif tersebut juga bisa diimplementasikan dalam kehidupan nyata. 

Semua bebas menyukai Formula 1 sesuai selera dengan alasan yang berbeda-beda. Yang terpenting mau darimanapun dengan apapun alasannya jangan pernah bosan untuk belajar lebih dalam tentang dunia balap Formula 1. Apalagi Formula 1 merupakan olahraga yang cukup kompleks, biarkan para penggemar bereksplorasi dengan bebas.

Penting diingat pula tidak semua perempuan yang menonton dan tertarik ke dalam dunia Formula 1 karena driver dan principal yang tampan. Minat semua orang berbeda-beda tidak dapat disamaratakan dan tidak ada salahnya jika kaum perempuan menyukai Formula 1 dengan alasan yang beragam. Jika memang mereka ingin belajar lebih banyak dan lebih dalam mengapa tidak.

Stereotip gender hanya akan membatasi perempuan dan menghambat kemajuan mereka. Mari kita bersama-sama mengubah pandangan stereotip gender dan mendukung perempuan untuk mengejar kegemaran mereka di bidang manapun, termasuk minatnya dalam dunia Formula 1.

Biodata Penulis:

Arinda Sahasika Estunkara lahir pada 7 April 2005 di Cilacap. Saat ini aktif sebagai mahasiswa S1, Fakultas Pertanian, di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.