Sebagai manusia yang hidup di bumi dan sebagai penikmat kekayaan sumber daya alam, kita perlu terbuka akan isu lingkungan yang mengancam kelestarian bumi. Limbah organik menjadi salah satu penyebab buruk bagi lingkungan dan merusak kekayaan alam kita. Meskipun limbah organik berasal dari alam, bukan semata-mata kita bisa membuang limbah tersebut ke alam tanpa adanya proses pengolahan.
Banyak sekali dampak yang telah ditimbulkan dari masalah limbah organik, salah satu contoh krusial yang ada di kehidupan sehari-hari adalah menumpuknya limbah organik di tempat pembuangan sampah sehingga timbul bau yang tidak sedap, menjadi tempat berkembangnya virus, dan pada saat terurai limbah organik menghasilkan gas metana yang pada kadar tinggi dapat mengurangi oksigen pada atmosfer bumi sehingga memberi dampak signifikan bagi pemanasan global.
Maka dari itu, kita sebagai penikmat kekayaan sumber daya alam perlu mengelola limbah organik demi keberlangsungan hidup anak dan cucu kita. Satu di antara solusi untuk mengurangi dampak ini adalah dengan membantu pengelolaan limbah organik melalui salah satu serangga bentuk larva dari lalat black soldier fly. Dalam bahasa sehari-hari lalat black soldier fly disebut juga dengan nama Maggot.
Menurut Departemen Pengembangan Sanitasi Air dan Limbah Padat, larva dari lalat black soldier fly dapat mengonversi limbah organik serta mengurangi massa limbah 52%–56% sehingga lalat jenis ini dapat dijadikan solusi untuk mengurangi dampak dari penumpukan limbah organik di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi limbah di Indonesia didominasi oleh limbah organik yang besarnya mencapai 60% dari total limbah yang dihasilkan. Penyebab dari besarnya persentase limbah organik yang dihasilkan adalah tingginya angka pembuangan sisa makanan (food waste).
Kelebihan dari pembudidayaan lalat black soldier fly adalah lalat jenis ini tidak menimbulkan penyakit dan pada pembudidayaannya dapat dijadikan sebagai pakan ternak dan pupuk kasgot. Hanya dengan pemberian pakan berupa limbah organik, seperti sisa makanan, makanan basi, kulit buah yang tidak keras, sampai dengan bangkai hewan, larva dari lalat black soldier fly ini sudah dapat memakan limbah organik dengan porsi besar dan dalam rentang waktu yang singkat sehingga sebanyak 10.000 larva dari lalat black soldier fly dapat memakan 1 kilogram limbah organik dalam waktu 24 jam.
Selain itu, Larva dari lalat black soldier fly ini sangat cocok apabila dijadikan sebagai pakan ternak. Hal ini dikarenakan lalat black soldier fly memiliki kandungan protein tinggi dan bentuk yang hampir sama seperti belatung, namun lebih besar, gemuk, dan bertekstur kenyal. Kotoran larva dari lalat black soldier fly ini juga dapat dijadikan sebagai pupuk kasgot untuk tanaman yang ada di perkebunan.
Siklus pembudidayaan lalat black soldier fly terbilang sangat cepat, dimulai dari telur, larva, pupa, dan lalat dengan rentang tiap siklusnya adalah 40–43 hari. Pada fase telur, lalat black soldier fly betina akan menetaskan telurnya di atas tempat pakan yang sudah disediakan secara langsung. Fase ini hanya berlangsung selama 2–4 hari saja lalu dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Fase kedua adalah fase larva atau fase proses perkembangan terjadi. Pada fase inilah larva dari lalat black soldier fly menjadi rakus dan dapat memakan seluruh limbah organik yang ada. Fase ini hanya berjalan selama 22–24 hari sehingga sebelum jangka waktu tersebut larva sudah harus diberikan untuk pakan ternak.
Fase ketiga adalah pupa, pada fase ini mereka sudah siap untuk berhibernasi sekitar 2 minggu dan tidak dapat mengonsumsi makanan lagi. Fase keempat atau fase akhir dari siklus ini adalah perubahan bentuk dari pupa menjadi lalat black soldier fly dewasa. Pada fase ini, lalat black soldier fly siap untuk melakukan perkawinan.
Solusi pembudidayaan lalat black soldier fly dapat mengurangi banyak dampak kerusakan alam dan memperbaiki kualitas udara bumi sehingga dapat berdampak pula untuk menyelamatkan makhluk alam yang hidup dalam jangka waktu kedepan. Memiliki banyak kelebihan dan manfaat dari pembudidayaannya, lalat black soldier fly terbilang aman dan menguntungkan apabila dibudidayakan. Selain itu, proses pembudidayaan yang terbilang mudah dan tidak memerlukan banyak keahlian, menjadikan setiap orang dapat melakukan pembudidayaan lalat black soldier fly.
Pembudidayaan ini dapat diterapkan oleh setiap kalangan di berbagai organisasi sosial pedesaan, hal ini bisa memberikan dampak baik sebagai sarana peningkatan sumber daya di setiap daerah. Dengan demikian, pembudidayaan “lalat black soldier fly” sebagai solusi inovatif pengurai limbah organik perlu disegerakan untuk menunjang misi penyelamatan bumi dari kerusakan limbah organik. Terlepas dari itu, menurut penulis, selain meningkatkan pengolahan limbah organik, kita juga perlu mengurangi jumlah pembuangan makanan sisa (food waste), mengingat bahwa perilaku tersebutlah yang merupakan salah satu penyebab terbesar penumpukan limbah organik.
Biodata Penulis:
Hasnia Yumna lahir pada tanggal 2 November 2005 di Bandar Lampung.