KIP Kuliah: Benarkah Solusi Nyata Calon Mahasiswa?

KIP-Kuliah yang seharusnya dapat membantu para calon mahasiswa untuk mengatasi keresahan pada biaya perkuliahan seakan-akan dipermainkan oleh ...

Berita tentang KIP-Kuliah terus menjadi topik perbincangan hangat ketika sudah mendekati waktu penerimaan mahasiswa baru. Banyak dari calon mahasiswa berbondong-bondong membuat akun di website resmi, padahal masih perlu penyaringan lagi ketika CAMABA (Calon Mahasiswa Baru) sudah diterima dan mutlak keputusan dari kampus di kampus tujuan.

Apa Sih Itu KIP Kuliah?

KIP-Kuliah sendiri merupakan program pemerintah yang sudah lama diluncurkan. Yang sebelum tahun 2020 beristilah BIDIKMISI, tetapi masih ada wacana perubahan lagi mengenai istilah resminya. Juga termasuk bantuan biaya pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa baru yang tidak mampu secara ekonomi tetapi berpotensi akademik yang baik.

Setiap pergantian kabinet dan kepengurusan di Kementerian Pendidikan sedikit banyak pula aturan yang berubah, tidak terkecuali pada program KIP-Kuliah. Pemerintah dinilai belum siap merealisasikan program ini. Yang ditakutkan malah akan mempersulit siswa. Karena banyak siswa yang tidak mampu secara ekonomi tetapi tidak mendapatkan manfaat dari program ini.

KIP-Kuliah yang seharusnya dapat membantu para calon mahasiswa untuk mengatasi keresahan pada biaya perkuliahan seakan-akan dipermainkan oleh para petinggi dengan ketidakpastian peraturan yang ada. Sepertinya, kelinci percobaan terdengar pantas disematkan pada calon mahasiswa tahun 2023. Karena adanya perubahan aturan KIP-K yang malah menjadikan banyak pro-kontra.

KIP Kuliah

Tahun 2020, setelah pergantian istilah. Program KIP-K yang katanya untuk para siswa yang memenuhi beberapa syarat. Seperti sudah memiliki kartu KIP Pelajar sejak masih di bangku sekolah tingkat satuan menengah atau sederajat, seolah diperumit dengan aturan-aturan baru yang menyulitkan.

Ganti Aturan Lagi?

Mulai dari sistem seleksi penerimaan, kuota penerimaan yang terbatas, hingga penerima yang salah sasaran. Terkadang kuota penerima yang seharusnya diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang membutuhkan harus diambil alih oleh peserta lain yang kurang memenuhi syarat.

Membuat calon mahasiswa memikirkan ulang apakah KIP-Kuliah menjadi solusi, seperti tujuan program ini sendiri. Yaitu untuk meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi secara lebih merata dan berkualitas bagi masyarakat yang kurang atau tidak mampu secara ekonomi.

Pengalaman Pribadi

Keresahan berubahnya aturan pada program ini juga terjadi pada diri saya sendiri. Saya adalah siswa yang alhamdulillahnya dari zaman sekolah dasar terbantu dengan program pemerintah mengenai hal biaya pendidikan. Dan setelah tahu tentang program KIP-K ketika akan lulus SMA. Yang mana bisa mengcover seluruh biaya pendidikan saat di jenjang perkuliahan. Hal itu menjadi pemantik pada diri saya bahwa saya juga pasti bisa menjadi salah satu penerimanya. Karena, beberapa syarat untuk pengajuan program ini sudah saya kantongi.

Namun, lagi-lagi harapan itu boleh ada, setelah gapyear dan menjadi mahasiswa baru dengan embel-embel calon pendaftar KIP-K 2023 kenyataannya saya belum menjadi salah satu penerimanya. Dulu sempat berpikir dapat skema 2 sudah bersyukur, setelah pemberitahuan perubahan aturan menjadi 2 skema penerimaan. Namun, yang namanya harapan ya balik lagi dengan kenyataan yang ada di lapangan. Awalnya sedih, kecewa, dan bingung mau njelasin gimana ke kedua orang tua.

Di luar sana sedikit banyak pasti juga cukup ramai membicarakan tentang hal ini. Mungkin saya masih diuntungkan ketika pendaftaran tidak banyak dokumen yang harus dipersiapkan. Namun, pasti ada yang harus ke sana ke mari mempersiapkan segalanya. Keluar masuk kelurahan untuk membuat SKTM sebagai salah satu yang menjadi persyaratan. Dan berakhir gagal juga menerima manfaatnya.

Ketidaksetaraan dan ketidakadilan sosial dalam program KIP Kuliah, mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan semua siswa yang kurang mampu secara finansial. Meskipun memiliki potensi akademik. Namun, terhalang dalam hal biaya.

Seiring waktu memang apapun itu harus diikhlaskan. Sama dengan itu, saya mencoba jalur lain untuk meringankan beban kedua orang tua. Cukup sulit memang. Karena juga harus ada syarat SKTM dari kelurahan, syarat wajib di beberapa lamaran pendaftaran beasiswa yang saya ajukan.

Dan ya, alhamdulillah beberapa yang saya ajukan lolos tahap akhir, ada juga yang terbantu dengan biaya yang diterima. Dari beberapa pengalaman saya yakin bahwa banyak jalan baik lain yang menanti ketika satu jalan tertutup. 

Semoga saja program ini ke depannya bisa lebih tepat sasaran lagi. Terkhusus kepada penerima yang benar-benar membutuhkan. Jika perlu diadakannya pengawasan. Seperti utusan pemerintah yang benar-benar terpercaya untuk mengawal program ini hingga akhir calon mahasiswa pendaftar KIP-K menerima manfaatnya. Agar mereka yang layak melanjutkan pendidikan terbantu. Dan terus dapat mewujudkan mimpinya.

Dan untuk pemerintah supaya apapun itu untuk pendidikan lebih diprioritaskan tanpa perubahan serta lebih dipersiapkan dengan matang.

Meskipun kamu merasa sedih, jangan pernah putus asa. Dan meskipun kamu terjatuh, jangan pernah hancur.

Biodata Penulis:

Rafika Kusuma lahir pada tanggal 25 Maret. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa, Ilmu Lingkungan, di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.