Kemacetan dalam Guyuran Hujan: Dampak Musim Hujan pada Lalu Lintas

Hujan tidak akan menimbulkan kemacetan andaikan volume kendaraan pribadi tidak semakin meningkat. Nyatanya, di Indonesia sendiri volume kendaraan ...

Akhir-akhir ini, Indonesia sedang dilanda musim penghujan. Hujan mengguyur hampir di setiap kesempatan, pagi, siang, sore maupun malam. Bangunan, pepohonan, hingga jalanan yang basah terkena air hujan menjadi pemandangan yang lumrah. Kendaraan yang melintas kian membuat ramai jalanan hingga menimbulkan kemacetan. Suara bising kendaraan yang saling sahut-sahutan menyatu dengan suara tetes air hujan yang tak kunjung reda.

Kemacetan merupakan suatu hal yang menjengkelkan, apalagi jika terjadi ketika hujan. Sudah basah terkena air hujan, kendaraan tak kunjung jalan akibat macet, membuat pusing kepala. Kemacetan terjadi ketika adanya penumpukan kendaraan sehingga membuat lalu lintas tersendat atau bahkan terhenti. Musim hujan menjadi salah satu faktor yang dapat memperparah kemacetan. Biasanya, kemacetan ketika hujan ini akan semakin terasa saat curah hujan sedang hingga hujan berhenti turun.

Ketika hujan turun, biasanya para pengendara akan cenderung menurunkan laju kecepatan kendaraan mereka. Apalagi para pengendara motor yang dengan sengaja menepikan motornya untuk meneduh ataupun sekadar memakai jas hujan. Sebagian dari pengendara motor tersebut meneduh pada tempat yang tidak semestinya, seperti di bawah flyover, halte bus, atau bahu jalan. Hal tersebut tentunya dapat menghambat laju pergerakan lalu lintas.

Dampak Musim Hujan pada Lalu Lintas

Kebiasaan pengendara yang menurunkan laju kendaraan mereka ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut umumnya berkaitan dengan infrastruktur yang kurang memadai.

Berikut adalah hal-hal yang dihindari pengendara ketika musim hujan sehingga dapat menimbulkan kemacetan.

1. Jalanan yang Licin

Hujan yang turun membasahi jalan membuat jalanan lebih licin dari biasanya. Para pengendara menurunkan laju kendaraan mereka untuk menghindari jalanan yang licin. Selain itu, hal tersebut juga bertujuan untuk menghindarkan para pengendara agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti jatuh, terpeleset, hingga kecelakaan.

2. Jalan Rusak atau Berlubang

Hujan yang deras dapat merusak jalanan. Air hujan yang jatuh dan masuk ke dalam aspal dapat melarutkan material pembentuk jalan sehingga membuat jalan berlubang. Adanya jalan yang rusak atau berlubang membuat para pengendara harus lebih berhati-hati ketika berkendara. Laju kendaraan pun ikut menurun seiring dengan kondisi jalanan yang kurang baik.

3. Kubangan Air atau Banjir

Jalanan yang tidak rata dan sistem irigasi yang kurang baik kerap membuat jalanan menjadi banjir. Banjir mengakibatkan akses jalan ke suatu tempat menjadi terhambat, begitu pula dengan kubangan air pada jalanan. Kubangan air ini dapat ditimbulkan akibat dari jalanan yang rusak atau berlubang. Dengan begitu, kemacetan pada titik yang terkena banjir pun tidak dapat dihindari.

Hujan tidak akan menimbulkan kemacetan andaikan volume kendaraan pribadi tidak semakin meningkat. Nyatanya, di Indonesia sendiri volume kendaraan pribadi selalu meningkat setiap tahunnya. Peningkatan tersebut tidak dibarengi dengan perluasan bahu jalan sehingga dengan jalan yang sama dan volume kendaraan yang bertambah, maka kemacetan akan selalu menjadi masalah. 

Penggunaan moda transportasi umum menjadi salah satu solusi praktis terkait permasalahan ini. Penggunaan transportasi umum seperti bus, angkot, atau KRL dinilai lebih efisien karena dapat membawa penumpang yang lebih banyak dibanding kendaraan pribadi maupun kendaraan bermotor. Namun, bagi beberapa orang hal tersebut dinilai kurang efektif sebab membutuhkan waktu yang lebih lama. Belum lagi apabila harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya. Pada akhirnya, musim hujan tetap menjadi salah satu penyebab peningkatan kemacetan.

Biodata Penulis:

Destania Icha Saputri lahir pada tanggal 31 Desember 2004.

© Sepenuhnya. All rights reserved.