Kehidupan santri mencerminkan bahwa kita itu bisa menghargai satu sama lainnya, santri bertujuan sebagai cara mengajarkan dan menanamkan cinta para santri kepada nabi Muhammad SAW. Dan bertujuan untuk membentuk sebuah keluarga kecil di dalam dirinya yaitu dalam naungan yang sama yakni di bawah pimpinan sang kyai, di mana santri itu mempunyai ciri khas tertentu yaitu dalam bertingkah laku terutama dalam adab serta sopan santunnya.
Bukan hanya hal itu saja, namun kehidupan santri itu sangatlah unik di kalangan masyarakat, contohnya yaitu pada saat:
- Mengantri kamar mandi;
- Mempunyai sandal tapi lebih memilih tidak memakai sandal karena takut ketuker;
- Sandal dighosob;
- Ngantuk pada saat mengaji;
- Tidur tak seluas rumah sendiri (menggunakan karpet).
Dan ada hal lain yang lebih menarik dari santri yaitu adab. Adab itu sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari yaitu guna untuk menghormati kepada yang lain, khususnya adab terhadap guru/masyayikh (kyai) kita.
sumber: Unsplash | @mufidpwt |
Adab itu lebih penting dari pada akhlak, karena adab itu di atas segalanya. Terkadang ada banyak santri yang tidak taat peraturan, contohnya seperti pada saat ada asatidz/kyai sedang berjalan di depan kita, hendaknya kita harus menundukan kepala (takzim) seperti pepatah mengatakan, “padi yang lebih berisi akan semakin merunduk” artinya semakin banyak ilmumu atau pengetahuanmu, maka kamu akan mengerti bagaimana cara menghormati satu sama lainnya. Nah di situlah santri dikatakan baik dalam kalangan masyarakat.
Ada juga yang bertingkah pura-pura sakit-sakitan (tidak sakit tapi mengatakan sendiri bahwa dirinya itu sakit) sebagaimana anak tersebut itu tidak ingin di pondok, maka ada saja alasan untuk bisa keluar dari pondok, dan berbagai macam keunikan lainnya.
Dalam pondok pesantren bukan hanya terdapat santrinya dan asatidznya saja, tetapi juga pengurus guna untuk menjaga santri dan mengatur pada peraturan-peraturan yang ada di pondok pesantren tersebut. Pengurus juga memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar dari santri-santri lainnya, karena penguruslah yang diamanahi dari pihak pengasuhnya langsung. Maka dari itu, kehidupan di pondok pesantren bukanlah semudah yang dipikirkan. Karena semua yang dijalani itu ada tanggung jawab masing-masing, seperti dalam ucapan, hafalan, serta adab kepada diri sendiri maupun orang lain.
Biodata Penulis:
Windi Nurohmatul Azizah saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.