Ambivert: Menavigasi Dunia Antara Cahaya dan Bayangan

Kunci dalam menjalani kehidupan sebagai individu ambivert adalah dengan berani mengambil langkah yang baru. Hadapi semua situasi yang menantang ...

Transisi ke lingkungan akademik baru, khususnya perguruan tinggi menghadirkan tantangan yang cukup unik. Tantangan itu merupakan proses adaptasi sosial, terutama perkenalan dengan individu baru. Sebagai individu dengan karakteristik ambivert, saya lebih menikmati comfort zone tetapi masih berkeinginan mencoba hal baru. Konteks ini menunjukan bahwa perkenalan bukan sepenuhnya sesuatu yang sederhana dan bukan sesuatu yang kompleks.

Sebagai ambivert, hal yang menarik pada masa perkenalan yaitu harus menyeimbangkan interaksi dengan individu baru. Banyak dari mereka yang merasakan awkward dalam komunikasi pada awal perkenalan. Situasi ini biasanya dirasakan pada individu introvert, mereka memiliki tantangan untuk mempertahankan percakapan dengan individu baru. Sebaliknya, individu yang cenderung ekstrovert memiliki keberagaman topik pembicaraan yang dapat memperlancar komunikasi. 

“Menavigasi dunia antara cahaya dan bayangan” mengibaratkan pendalaman kehidupan seorang individu ambivert. Ambivert memiliki karakteristik baik ekstrovert maupun introvert yang seimbang. Individu ambivert mampu menyelaraskan kedua karakteristik dengan beradaptasi dari dua situasi yang sangat berbeda.

“Cahaya” merepresentasikan momen interaktif, ekspresif, dan energic yang biasanya identik dengan kepribadian individu ekstrovert. Kontras dengan “Cahaya”, “Bayangan” merepresentasikan keheningan, introspeksi, dan recharge energy, sehingga momen ini identik dengan introvert. Menavigasi kedua kepribadian ini merupakan hal yang seharusnya dilakukan individu ambivert agar memiliki kehidupan yang seimbang.

Ambivert

Navigasi ini menunjukan ambivert memiliki emosional dan kecerdasan sosial yang tinggi. Ambivert harus mendengarkan keinginan internal dari diri sendiri, serta responsif terhadap lingkungan eksternal. Emosional ini menunjukan bahwa ambivert bukan hanya tentang menemukan keseimbangan, melainkan kestabilan emosi. 

Sebagai individu ambivert, hal yang menjadi keunikan tersendiri yaitu saat mampu mengenali kedua hal yang berbeda. Bersinar dalam cahaya, atau akan merenung untuk memulihkan kekuatan dalam bayangan. Kemampuan beradaptasi yang tinggi serta fleksibilitas yang dimiliki menjadi ciri individu ambivert.

Kemampuan Beradaptasi yang Tinggi

Kemampuan dalam beradaptasi setiap orang tentunya berbeda, tetapi individu ambivert ini memiliki Kemampuan beradaptasi yang tinggi. Kemampuan ini dapat dilihat ketika mengalami situasi yang baru, mereka tentu dapat menyesuaikan kondisi dengan mudah. Kemampuan untuk mudah beradaptasi juga membuat individu ini mampu menerima perubahan dengan cepat.

Saat menjadi individu perantauan, tentu saya bertemu banyak individu baru dengan latar belakang yang berbeda. Konteks ini merujuk pada individu baru yang saya temui di tempat tinggal saya saat ini. Interaksi yang terjalin di awal memang masih relatif sedikit. Sebagai makhluk sosial, saya harus beradaptasi dengan memulai percakapan untuk membangun relasi dengan mereka.

Fleksibilitas terhadap Lingkungan Kerja

Individu ambivert memiliki kepribadian yang dapat mengarah di kedua sisi, introvert maupun ekstrovert. Individu ini dapat melakukan suatu pekerjaan dengan team work maupun secara individu. Mereka dapat menyesuaikan apa yang mereka butuhkan untuk menjadi lebih produktif pada waktu tertentu.

Ada kalanya saya merasa mengerjakan suatu pekerjaan dengan rekan hasilnya akan lebih memuaskan dan menyenangkan. Sebaliknya, terkadang saya lebih memilih mengerjakan sesuatu sendiri dengan merenung di tengah malam. Tak sedikit pula ide yang bertebaran setelah merenung sendiri sampai lupa waktu. Seperti saat tulisan ini saya buat, sampai lupa waktu. 

Kunci dalam menjalani kehidupan sebagai individu ambivert adalah dengan berani mengambil langkah yang baru. Hadapi semua situasi yang menantang untuk dilalui, di mana kamu bertemu hal yang belum familiar. Berkenalan, berinteraksi, berekspresi, lalu nikmati kebersamaan dengan hal baru. 

Setelah melewati fase panjang yang mungkin melelahkan, waktu sendiri adalah jalan terbaik yang akan dipilih. Gunakan waktu sendiri untuk merenung, berintrospreksi, lalu kembali untuk membangkitkan “bayangan” menuju “cahaya”. Jalani kehidupan yang membahagiakan dengan individu ambivert.

Penulis: Anisa Maulina

© Sepenuhnya. All rights reserved.