Puisi: Takdir Ayah (Karya Umi Hanin)

Puisi "Takdir Ayah" karya Umi Hanin menggambarkan kebesaran dan kekuatan seorang ayah dalam menghadapi tantangan dan takdirnya.
Takdir Ayah

Di pagi yang masih perawan
Gagah langkahnya berlomba bersama fajar
Menembus pekat
Memburu embun pada dedaunan masih basah

Seorang ayah berusia magrib
Keriput bagai guratan takdir rumit
Pasrah adalah jalan juang paling menang
Dalam dekap Cinta Maha Sayang

Ayah
Mengapa bisa?
Tegar karang pun sungguh takkan mampu
Jelma dirimu
Hanya istirah sesaat berselimut beban
Namun, kau tetap utuh
Dalam gelombang Iman
Penuhi dada sepenuh bahtera Nuh

Ayah
Sejarah akan terus menyebutmu
Dalam diksi indah
Pada lembaran hidupku

Sukatani, 12 Maret 2024

Analisis Puisi:

Puisi "Takdir Ayah" karya Umi Hanin menggambarkan kebesaran dan kekuatan seorang ayah dalam menghadapi tantangan dan takdirnya.

Kontras Antara Pagi dan Magrib: Puisi dimulai dengan gambaran tentang pagi yang masih segar dan penuh harapan, yang digambarkan dengan langkah yang gagah bersama fajar. Namun, kemudian kontrasnya muncul dengan gambaran tentang seorang ayah yang berusia magrib, yang disimbolkan dengan keriput sebagai guratan takdir rumit. Ini menggambarkan perjalanan panjang dan berliku kehidupan yang telah dijalani oleh sang ayah.

Kehadiran Ayah yang Tegar: Meskipun usia sang ayah telah tua dan tubuhnya mungkin rapuh, ia tetap tegar menghadapi segala rintangan dan beban hidupnya. Pasrah pada takdirnya adalah jalan yang dipilihnya, dan cintanya yang besar membimbingnya melalui setiap perjuangan.

Keajaiban Kekuatan Ayah: Puisi mengekspresikan keajaiban dari kekuatan seorang ayah. Meskipun tubuhnya mungkin rapuh, kekuatan iman dan keteguhannya membuatnya utuh seperti karang yang tegar di tengah gelombang. Ayah dianggap sebagai pilar kekuatan dan ketahanan dalam keluarga, menopang dan melindungi seperti bahtera Nuh dalam gelombang badai.

Penghargaan dan Penghormatan: Penyair mengekspresikan rasa hormat dan penghargaannya terhadap ayah, menyadari perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan. Ayah dianggap sebagai bagian dari sejarah hidup sang penyair, dan pengaruhnya akan terus dikenang dalam kehidupan sang penyair.

Puisi "Takdir Ayah" adalah penghormatan yang indah terhadap kekuatan, keteguhan, dan pengaruh seorang ayah dalam kehidupan seseorang. Dengan menggambarkan kontras antara pagi yang segar dan usia magrib sang ayah, puisi ini mengilustrasikan perjalanan kehidupan dan kekuatan dalam menghadapi takdir.

Puisi
Puisi: Takdir Ayah
Karya: Umi Hanin

Biodata Umi Hanin:
  • Umi Hanin lahir di Tangerang dan menetap di kota yang sama. Ia menulis sejak akhir tahun 2022.
  • Alumni UIN Syahid Jakarta ini pernah belajar di KMO Batch 52 dan AIS (Asqa Imagination School). Kini aktif di Ruang Kata.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.