Puisi: Sekali Ini Biarkan Aku Percaya pada Kesedihan (Karya Tuti Dirgha)

Puisi "Sekali Ini Biarkan Aku Percaya pada Kesedihan" karya Tuti Dirgha menggambarkan kompleksitas perasaan manusia terhadap kesedihan dan kekecewaan.
Sekali Ini Biarkan
Aku Percaya pada Kesedihan

Ia menipuku di tiap lembar... yang tak kau sesali
Embun terkadang
Jadikan putik daun mengkerut
Menyulap keranda
Aku bisa mengaca, telanjang mata
Pada serpihan cermin retak
Mencari arti tiap senyum palsu
Surat masa tua tak berjanin
Jadi biarkan, sekali ini aku percaya pada kesedihan
Karena setiap jemarinya merambai dasar hatiku
Dengan kesedihan kering tak berakar
Kubekap jadi batu menggelinjang pualam
Air mata mengalir, mata air berkubang
Jadi penawar
Aku merasai semburan kabut janji molek
Akan sebuah keriangan yang bisa kuberikan
Percayalah

Analisis Puisi:

Puisi "Sekali Ini Biarkan Aku Percaya pada Kesedihan" karya Tuti Dirgha merupakan sebuah karya yang menggambarkan kompleksitas perasaan manusia terhadap kesedihan dan kekecewaan. Dengan menggunakan bahasa yang metaforis dan imajinatif, Dirgha memperlihatkan bagaimana kesedihan bisa menjadi bagian yang penting dalam pengalaman manusia, bahkan meskipun terasa menyakitkan.

Paradoks Kesedihan: Puisi ini membawa pembaca ke dalam dunia paradoks kesedihan. Meskipun kesedihan sering kali dianggap sebagai pengalaman negatif yang ingin dihindari, dalam puisi ini, kesedihan dijelaskan sebagai sesuatu yang juga memiliki nilai dan makna yang penting. Penulis menyerukan untuk sekali ini membiarkan dirinya percaya pada kesedihan, menunjukkan bahwa kesedihan dapat menjadi sumber inspirasi dan introspeksi yang mendalam.

Keputusasaan dan Pencarian Makna: Penyair menggambarkan keputusasaan dan keraguan dalam pencarian makna di tengah-tengah kesedihan. Metafora seperti embun yang membuat putik daun mengkerut dan serpihan cermin retak mencerminkan kerentanan dan kehancuran dalam menghadapi ketidakpastian dan kekecewaan. Namun demikian, melalui kesedihan, penulis juga menemukan kekuatan untuk merenung dan mencari arti di balik setiap kesulitan.

Transformasi Diri: Puisi ini mencerminkan proses transformasi diri di tengah-tengah kesedihan. Penyair menggambarkan bagaimana dirinya berubah menjadi "batu menggelinjang pualam" yang kuat dan tegar di tengah arus kehidupan yang sulit. Air mata yang mengalir dijadikan sebagai penawar, menunjukkan bahwa kesedihan juga bisa menjadi sarana penyembuhan dan pemulihan.

Harapan di Tengah Kegelapan: Meskipun puisi ini dipenuhi dengan gambaran kesedihan dan keputusasaan, ada juga sentuhan harapan yang muncul. Penulis menyebutkan "keriangan yang bisa kuberikan" di tengah kabut janji molek, menunjukkan bahwa meskipun dihadapkan pada kesedihan, masih ada harapan untuk menemukan kebahagiaan dan makna yang lebih dalam di masa depan.

Dengan demikian, "Sekali Ini Biarkan Aku Percaya pada Kesedihan" adalah sebuah puisi yang menggugah untuk merenungkan peran dan makna kesedihan dalam kehidupan manusia, serta menunjukkan bahwa dari kegelapan kesedihan, masih ada peluang untuk menemukan cahaya dan harapan yang baru.

Puisi
Puisi: Sekali Ini Biarkan Aku Percaya pada Kesedihan
Karya: Tuti Dirgha

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.