Puisi: Sampur Gandrung (Karya Rissa Churria)

Puisi "Sampur Gandrung" karya Rissa Churria mempersembahkan pengalaman dan peran seorang penari gandrung Banyuwangi.
Sampur Gandrung

akulah gandrung banyuwangi
penari yang saban hari melenggok
ke kanan kiri di antara tubuhmu
mewakili cerita dalam lakon hidup
serupa sritanjung menyeblang
di hadapan banterang

pandang aku dengan teduh mata
tanggalkan gairah yang merusuhi pikir
niatkan segala gerak hanya pada keagungan
sang wisesa memberi energi
dibarengi perintah suci

akulah penari
pada mata ini
telah dititipkan sorotnya
pada lengan dan bahu
diletakkan keindahan cipta
pada pinggang terbebat kendit
peredam cuaca dari segala gersang dunia
pada kaki gemerincing gentamaya
cipta sempurna mahluk

sampur-sampur berjatuhan
di antara bahu dan lengan
pitutur dan penghambaan
pada angin kutitipkan bisik
pada hujan kutitipkan cinta
pada cuaca kutitipkan kesejukan
padamu aku ada di sembarang ladang

Bekasi, 07.07.2021

Analisis Puisi:

Puisi "Sampur Gandrung" karya Rissa Churria adalah sebuah karya yang mempersembahkan pengalaman dan peran seorang penari gandrung Banyuwangi. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan metafora yang kaya, puisi ini menggambarkan keanggunan, kekuatan, dan spiritualitas dari seni tradisional tersebut.

Identitas sebagai Penari Gandrung: Penyair mengidentifikasi dirinya sebagai penari gandrung Banyuwangi, sebuah seni tradisional yang memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa Timur. Dia menggambarkan bagaimana setiap gerakan dan ekspresi tubuhnya mewakili cerita dan makna dalam kehidupan, seperti sritanjung yang menyeberangi sungai di hadapan banterang (panggung).

Keanggunan dan Kekuatan Gerakan: Puisi ini menyoroti keanggunan dan kekuatan gerakan dalam tarian gandrung. Penari meniatkan segala gerak hanya pada keagungan dan dengan penuh gairah, tetapi tanpa merusak ketenangan pikirannya. Gerakan yang diinspirasi oleh kebijaksanaan dan energi yang diberikan oleh sang wisesa menciptakan sebuah penampilan yang indah dan memikat.

Simbolisme Kostum dan Aksesoris: Penyair menggunakan simbolisme kostum dan aksesoris seperti sampur (selendang), kendit (gelang), dan gentamaya (gelang kaki) untuk menyoroti keindahan dan perlengkapan yang melengkapi penampilan seorang penari gandrung. Setiap bagian dari kostum tersebut memiliki makna tersendiri dan menambah kesempurnaan penampilan seni tradisional tersebut.

Spiritualitas dalam Penampilan: Puisi ini menggambarkan spiritualitas dalam penampilan seorang penari gandrung. Penyair menitipkan pesan-pesan pada angin, hujan, dan cuaca sebagai bentuk penghambaan dan penghargaan terhadap alam. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana kehadiran penari dalam ladang yang luas adalah sebuah bentuk pengabdian dan kehadiran yang dihormati.

Puisi "Sampur Gandrung" karya Rissa Churria adalah sebuah puisi yang mempersembahkan kecantikan, kekuatan, dan spiritualitas dari seni tradisional gandrung Banyuwangi. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan simbolisme yang kaya, puisi ini menggambarkan keanggunan gerakan, kekuatan dalam kesederhanaan, dan keterhubungan yang mendalam antara penari dengan alam dan budaya tradisionalnya. Ini adalah sebuah penghormatan yang indah terhadap seni dan kearifan lokal yang perlu dijaga dan dihargai.

Rissa Churria
Puisi: Sampur Gandrung
Karya: Rissa Churria
© Sepenuhnya. All rights reserved.