Puisi: Rindu Ingin (Karya Leon Lus)

Puisi "Rindu Ingin" karya Leon Lus merupakan perenungan yang mendalam tentang rindu yang tak tergoyahkan terhadap sesuatu yang memiliki keberadaan ...
Rindu Ingin

Keberadaan ketermenungan pada kesempatan pilu
Aku terlarut dalam ruang rindu
Berenang-renang dalam samudra khayalan
Ingin merindukan suatu kerinduan yang perlu dirindukan
Kepada sang penghidup
Ini tentang rinduku kepadanya
Yang tak pernah lekang dikubur waktu
Sesungguhnya...
Rinduku ingin mencintainya dengan transenden
Dengan iman yang tak sempat dijelaskan logika kepada manusia
Yang menjadikanya suprarasional
Rinduku ingin mencintainya dengan selibat
Dengan isyarat yang sempat disumpahkan imam kepada uskup
Yang menjadikanya keabadian

Labuan Bajo, 15/10/23

Analisis Puisi:

Puisi "Rindu Ingin" karya Leon Lus merupakan perenungan yang mendalam tentang rindu yang tak tergoyahkan terhadap sesuatu yang memiliki keberadaan yang khusus dan tak tergantikan. Dengan menggunakan bahasa yang puitis, puisi ini menggambarkan keinginan yang dalam dan mendalam untuk mencintai sesuatu secara transenden.

Keberadaan Rindu: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan keberadaan "ketermenungan pada kesempatan pilu" yang merujuk pada keadaan kesedihan yang dalam dan pilu yang mungkin disebabkan oleh kehilangan atau kekosongan. Rindu menjadi pusat perenungan dalam ruang kehampaan.

Samudra Khayalan: Penyair menggambarkan dirinya "berenang-renang dalam samudra khayalan", mengisyaratkan bahwa rindu membawanya ke dalam alam batiniah yang tak terbatas, di mana keinginan dan impian berkuasa.

Transenden Cinta: Ada keinginan yang kuat untuk mencintai sesuatu dengan cara yang transenden, melebihi batas logika dan pemahaman manusiawi. Cinta dalam puisi ini diinginkan sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan manusiawi, melainkan sebagai pengalaman spiritual yang mendalam.

Keabadian dan Isyarat Keagamaan: Penyair mengekspresikan keinginan untuk mencintai dengan selibat dan dengan isyarat yang disampaikan oleh imam kepada uskup. Ini mengandung konsep keabadian dan pengorbanan yang terkait dengan cinta yang mendalam dan spiritual.

Bahasa Puitis: Puisi ini menggunakan bahasa yang puitis dan simbolis, dengan penggunaan imaji dan metafora yang kuat, menciptakan atmosfer yang mendalam dan introspektif. Bahasa puisi mencerminkan kompleksitas perasaan rindu dan keinginan yang ingin diungkapkan.

Dengan demikian, puisi "Rindu Ingin" tidak hanya sekadar puisi tentang rindu, tetapi juga suatu perenungan tentang kekuatan cinta, keinginan untuk mencapai keabadian, dan hubungan spiritual yang mendalam dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Puisi
Puisi: Rindu Ingin
Karya: Leon Lus

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Dunia Warna-WarniDunia warna-warniSeperti warna-warni bendera dan balehoDi sisi kiri kanan jalanDemi sebuah perhelatanDunia warna-warniSeperti warna-warni janjiTiap raut terpampang…
  • Bangsal Darahkau membisu di antara rengekan anakpemandangan penuh harukau tak boleh menangis di depan merekabagai pasar, bangsal penuh kantong darah bergelantungankau harus kuatmer…
  • Cahaya IlahiTak terasa pagi pun datangCahaya mentari bersinar terangEntah apa yang hinggap di otakkuMalam panjang seperti siangKubuka jendela berdebuCahaya subuh telah berlaluMasih…
  • Luka pada DuniaLuka memang merana disambut dukaDiombang-ambing badai menerpaMenyusuri dalam kehidupan yang fanaMenapaki jejak duniaEntah berapa lama bertahannyaMeski harus melawan …
  • Cinta Tak BertuanHeningnya malam kuingin menepis tangisAkan kerinduan cinta yang telah patah tak bersayapKu mencari tempat untuk 'ku bersandarAkan cinta yang tak bertuan iniYang te…
  • Aku Harus KuatDi dalam ruang yang telah usangDengan kebahagiaan yang mulai memudarBetapa hidupku kini menjadi berantakanKu s'lalu memikirkan apa arti hidupku?Apa yang membuat aku b…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.