Puisi: Menadah Pahala di Bulan Ramadhan (Karya Ana Lailatul Fauziah)

Puisi "Menadah Pahala di Bulan Ramadhan" karya Ana Lailatul Fauziah merayakan keagungan dan keberkahan bulan Ramadhan, sebuah waktu suci dalam ...
Menadah Pahala
Di Bulan Ramadhan

Perkalian sama dengan kelipatannya 
Spasi-spasi menjelma titik lidah ma'ruf
menabur kebaikan di tanah suci
sebagai ladang ibadah
di bulan Ramadhan
menadah pahala ganda atas janji-Nya

Tarawih, tadarus, sahur dan berbuka hadir di bulan suci
kabel kesabaran, kesederhanaan dan kasih sayang
memperkokoh keimanan 
bahagia tumpah ruah
dapat melaksanakan rukun Islam ketiga

Dia menutup jaring-jaring kemungkaran
setan-setan terbelenggu
pintu surga kini telah dibuka
sempurnakan ibadahku untuk meraih kemenangan
jembatan Shiratal Mustaqim menuju surga-Mu

Jember, 24 Maret 2024

Analisis Puisi:

Puisi "Menadah Pahala di Bulan Ramadhan" karya Ana Lailatul Fauziah merayakan keagungan dan keberkahan bulan Ramadhan, sebuah waktu suci dalam agama Islam.

Perjalanan Ibadah di Bulan Ramadhan: Penyair menggambarkan perjalanan ibadah yang dilakukan umat Muslim selama bulan Ramadhan. Mulai dari melakukan shalat Tarawih dan tadarus Al-Quran, hingga sahur dan berbuka puasa, setiap amal baik dilakukan dengan penuh kesadaran dan pengabdian.

Ladang Keberkahan dan Pahala Ganda: Bulan Ramadhan dipandang sebagai ladang ibadah yang subur, di mana setiap amal baik yang dilakukan oleh umat Muslim akan mendapatkan pahala ganda. Penyair menekankan pentingnya menadah pahala dan melakukan amal saleh sebanyak mungkin selama bulan yang penuh berkah ini.

Menguatnya Keimanan dan Kesabaran: Bulan Ramadhan dianggap sebagai waktu di mana umat Muslim dapat memperkuat keimanan dan kesabaran mereka. Kabel kesabaran, kesederhanaan, dan kasih sayang menjadi landasan yang kuat bagi keimanan yang bertumbuh di bulan suci ini.

Pertempuran Melawan Kemungkaran: Penyair menekankan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu di mana setan-setan terbelenggu dan pintu-pintu surga dibuka. Hal ini menyoroti pentingnya menjauhi perbuatan jahat dan memerangi segala bentuk kemungkaran untuk meraih kemenangan dan mendekatkan diri kepada Allah.

Perjalanan Menuju Surga: Puisi ini diakhiri dengan gambaran tentang jembatan Shiratal Mustaqim, sebuah konsep dalam Islam yang menggambarkan jalan lurus menuju surga. Penyair menyatakan tekadnya untuk mempersembahkan ibadah dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai surga yang dijanjikan oleh Allah.

Puisi "Menadah Pahala di Bulan Ramadhan" adalah ungkapan penghormatan dan kekaguman terhadap kebesaran bulan suci Ramadhan serta pengaruhnya dalam meningkatkan keimanan, kesabaran, dan amal saleh umat Muslim. Penyair dengan indahnya menggambarkan perjalanan spiritual dan komitmen untuk meraih keberkahan dan pahala di bulan yang penuh berkah ini.

Ana Lailatul Fauziah
Puisi: Menadah Pahala di Bulan Ramadhan
Karya: Ana Lailatul Fauziah

Biodata Ana Lailatul Fauziah:
  • Ana Lailatul Fauziah, lahir 17 Desember 1979. 25 tahun mengabdikan diri di sekolah swasta MIMA 39 HIDAYATUL MURID Ampel Wuluhan Jember. Bercita-cita ingin mencetak generasi sholikh sholikhah yang dapat  mengembangkan  literasi. Saat ini mengikuti kelas puisi di "Ruang Kata".

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Menjelma PuisiTelah berpulang dengan tenang jam sekianmawar merah hari kemarin,Durinya masih jelas sekali tertancap di nadiBukan kepalang, sesaknya amat susah dicegahSeperti ditika…
  • Untuk ChairilDi hening malam yang sunyi sepi,Aku berdiri, merenungi takdir dan diri.Langit hitam, bintang berkelip,Seperti jiwa yang gelap, penuh dengan tanya.Aku ini, sebatang poh…
  • Mengenalmu Sebelum CintaAku mengenalmu sebelum cinta melemparkan ego kita ke permukaan pasir putih — menarik batang-batang pohon, dedaunan, bunga-bunga, tulang-tulang makhluk yang …
  • Manusia dan Buah TerlarangIa melihat buah itu menarikMemberi pengertianDan kelihatannya lezat untuk dimakan        Namun buah itu tidak boleh untuk di…
  • GurukuMenyusuri kembali kenangan yang terlipat waktu,Teraba kembali kisah di masa lalu,Bahagia 'ku haru semakin membiru,Bertemu kembali denganmu wahai sang guru.Di usiamu yang menu…
  • Di Hadapan KematianUntuk: Joko Pinurbo Di hadapan kematianDuka maha besar bertakhtaDi hadapan kematianPerpisahan menjadi kekal melekat Jarak tak lagi satu alam,Di hadapan…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.