Puisi: Lahir (Karya Taufik Ikram Jamil)

Puisi "Lahir" karya Taufik Ikram Jamil menggambarkan momen keajaiban kelahiran dengan lirik yang mendalam dan introspektif.
Lahir (Nadim)

terlahir kembali engkau
bersama sujud berbalut syukur
ketuban yang memecahkan dirinya sendiri
meraup doa-doa di punca isya

lewat malam berwarna putih
kau perlihatkan dua matamu meriah
kedua kaki dan tanganmu seketika memanjang
tapi pada hidungmu julang mencacak
kau simpan bau mawar dari tangan rummi
hingga aku tiba-tiba saja ingin mendengar
perjanjian suara dari telingamu bundar

bangkitlah wahai tubuh yang terpilih
tataplah aku yang membentang perih
kemudian kepadamu kuserahkan dalih
antara pagi dan petang yang tak beralih
juga di antara senja yang memungut subuh
di jantungmu semuanya bisa tersisih

sesungguhnya engkau bukanlah diriku
yang aku tak bisa menerima dan memberi
tapi aku juga bukan dirimu
yang kepadaku engkau tak bisa berperi

cuma mungkin kita sama-sama terkepung
dalam haru-biru yang menggenang
hingga setiap kali kita mengenang
kita akan teringat pada menang
setelah musim yang timpang
haram sekali tak jadi peluang

Sumber: Tersebab Aku Melayu (Buku Sajak Penggal Kedua, 2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Lahir" karya Taufik Ikram Jamil menggambarkan momen keajaiban kelahiran dengan lirik yang mendalam dan introspektif.

Keajaiban Kelahiran: Puisi ini membawa pembaca ke dalam momen keajaiban kelahiran. Dari garis pembuka yang kuat, "terlahir kembali engkau," penyair menghadirkan gambaran tentang kelahiran sebagai proses spiritual yang penuh rasa syukur dan doa.

Simbolisme Kelahiran: Penyair menggunakan bahasa yang kaya simbolisme untuk menyampaikan makna tentang kelahiran. Ketuban yang pecah melambangkan awal dari sebuah kehidupan baru, sementara sujud dan syukur mencerminkan rasa terima kasih yang mendalam atas kehadiran manusia di dunia ini.

Kontras Identitas: Di bait-bait selanjutnya, terungkaplah kontras identitas antara sang bayi yang baru lahir dan orang tua atau individu yang menyambutnya. Penyair menyoroti perbedaan fisik dan pengalaman, namun juga menunjukkan bahwa di balik perbedaan tersebut, ada ikatan yang kuat antara keduanya.

Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini juga menyentuh tema eksistensial, dengan pertanyaan tentang identitas dan tujuan hidup. Penyair mengeksplorasi pemahaman diri dan hubungan dengan orang lain dalam konteks kelahiran, menciptakan suasana refleksi yang mendalam.

Harapan dan Peluang: Meskipun puisi ini menggambarkan momen keajaiban kelahiran, ada juga nuansa melankolis di dalamnya. Penyair menyoroti haramnya kehilangan peluang dan harapan, menggambarkan kehidupan sebagai rentetan kesempatan dan pilihan yang tak terwujud.

Secara keseluruhan, puisi "Lahir" menyampaikan pengalaman kelahiran dengan kekayaan makna dan perasaan. Melalui gambaran yang kuat dan simbolisme yang dalam, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan keajaiban kehidupan manusia.

Taufik Ikram Jamil
Puisi: Lahir
Karya: Taufik Ikram Jamil

Biodata Taufik Ikram Jamil:
  • Taufik Ikram Jamil lahir pada tanggal 19 September 1963 di Bengkalis, Riau, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.