Khabar
khabar darimu dinda
kuterima dari rimba rawa-rawa
ketika lopak air mengendap
hijau pada pandan melindap
serindit meninggalkan cericit
aku menggigil dalam lembab
pada akar-akar kayu telanjang
kaujulurkan tanganmu kelabu
kauganti kemarau di tanah-tanah basah
tetapi kekecewaan daun
yang tak lagi berwarna
telah lumat dalam lumpur
aku berbisik pada lumut
pada benalu di pohom-pohon mahang
karena kau mata air
menggigit jari jemari ranting
sebelum menjadi humus
melimpah ruah tanpa olah
kepada sangsi perdu datang
merundukkan cium di dalam tasik
tapi wangimu tak menyibak hapak
oleh kulit-kulit kayu berjelepak
parit tersumbat
tak alirkan luka paya
menggenang tanpa daya
lalu kupeluk dikau
dengan angguk burung balam
yang bosa menyetujui alam
munsang ketika matahari tenggelam
menolak bulan
tapi kau ingin berbaring
di antara daun-daun lalang
hingga dapat kauperlihatkan
tubuhmu cemerlang di antara pancang
sementara aku sudah terpikat oleh langit
dengan kaki mengangkang
pada perjanjian embun
Sumber: Tersebab Aku Melayu (Buku Sajak Penggal Kedua, 2010)
Analisis Puisi:
Puisi "Khabar" karya Taufik Ikram Jamil menghadirkan gambaran yang kuat tentang hubungan manusia dengan alam dan bagaimana alam dapat menjadi medium untuk menyampaikan berbagai pesan dan khabar.
Interaksi Manusia dengan Alam: Puisi ini memperlihatkan interaksi yang mendalam antara manusia dan alam. Pesan-pesan dan khabar yang diterima datang dari rimba rawa-rawa, akar-akar kayu, dan elemen alam lainnya. Ini mencerminkan pandangan yang sangat alami tentang keberadaan manusia di dunia ini, di mana alam bukan hanya lingkungan fisik, tetapi juga memiliki kehidupan dan komunikasi sendiri.
Keindahan Alam: Penyair dengan cermat menggambarkan keindahan alam melalui penggambaran pandan melindap, serindit, dan akar-akar kayu telanjang. Ini menghadirkan gambaran alam yang hidup dan mempesona, menyoroti kekayaan flora dan fauna yang sering kali diabaikan.
Metafora Kehidupan: Puisi ini menggunakan alam sebagai metafora untuk kehidupan manusia. Kehidupan alam yang penuh warna, dengan daun-daun yang tak lagi berwarna dan lumpur yang melumat, mencerminkan perubahan dan tantangan dalam kehidupan manusia. Ini mengajukan pertanyaan tentang bagaimana manusia menanggapi perubahan dan kesulitan yang mereka hadapi.
Penerimaan Alam: Ada elemen penerimaan dan kesetiaan terhadap alam yang tercermin dalam puisi ini. Meskipun ada kekecewaan dan tantangan, penutur puisi menerima alam dengan keanggunan dan kerendahan hati. Bahkan dalam kekecewaan, ada keindahan yang bisa ditemukan dan dinikmati.
Hubungan Antara Manusia dan Alam: Puisi ini menyoroti hubungan yang kompleks antara manusia dan alam. Sementara manusia sering kali mengambil dari alam, mereka juga harus belajar menerima dan menghormati kehendak alam. Pesan akhir puisi menekankan pentingnya keselarasan antara manusia dan alam, di mana keduanya hidup berdampingan dalam keharmonisan.
Dengan demikian, puisi "Khabar" adalah sebuah puisi yang mengeksplorasi tema alam, kehidupan, dan hubungan manusia dengan alam. Dengan bahasa yang indah dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang keajaiban alam dan pesan yang dapat kita terima dari lingkungan sekitar kita.
Karya: Taufik Ikram Jamil
Biodata Taufik Ikram Jamil:
- Taufik Ikram Jamil lahir pada tanggal 19 September 1963 di Bengkalis, Riau, Indonesia.