Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Ketika Jatuh Cinta (Karya A. Munandar)

Puisi "Ketika Jatuh Cinta" karya A. Munandar menyoroti konflik interpersonal, perubahan dalam hubungan, kesulitan dalam penyesuaian, dan perasaan ....
Ketika Jatuh Cinta

Hatimu terbelah, seorang teman terabai.
Bukan perkara meninggalkan, apalagi mengkhianati,
Sulit memang membagi waktu—dan hati.

3 Januari 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Jatuh Cinta" karya A. Munandar menyampaikan tema tentang perubahan dinamika hubungan antara dua teman akibat perasaan cinta yang tumbuh di antara mereka.

Konflik Interpersonal: Puisi ini mencerminkan konflik interpersonal yang timbul ketika seseorang jatuh cinta. Perubahan dalam perasaan dan prioritas yang diakibatkan oleh cinta dapat merusak hubungan yang sudah ada.

Perubahan Dinamika Hubungan: Penyair merasa bahwa hubungan dengan teman mengalami perubahan yang signifikan karena adanya perasaan cinta yang muncul. Mungkin merasa terabaikan atau diabaikan karena seseorang lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang yang mereka cintai.

Kesulitan dalam Penyesuaian: Puisi ini menggambarkan kesulitan yang dialami seseorang dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dalam hubungan mereka dengan temannya. Mereka merasa sulit membagi waktu dan perhatian antara teman dan orang yang mereka cintai, sehingga hubungan dengan teman menjadi terganggu.

Perasaan Penyesalan: Ada nuansa penyesalan dalam puisi ini karena penyair menyadari bahwa perasaan cinta yang mereka alami telah menyebabkan keretakan dalam hubungan dengan teman mereka. Mungkin merasa menyesal karena mengorbankan hubungan pertemanan yang sudah ada demi perasaan cinta.

Puisi "Ketika Jatuh Cinta" menggambarkan perubahan dinamika hubungan antara dua teman akibat perasaan cinta yang muncul di antara mereka. Puisi ini menyoroti konflik interpersonal, perubahan dalam hubungan, kesulitan dalam penyesuaian, dan perasaan penyesalan yang timbul dalam situasi semacam itu.

A. Munandar
Puisi: Ketika Jatuh Cinta
Karya: A. Munandar
© Sepenuhnya. All rights reserved.