Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Kerontang (Karya Taufik Ikram Jamil)

Puisi "Kerontang" karya Taufik Ikram Jamil menggambarkan perasaan yang kompleks dan rumit dengan menggunakan bahasa yang kaya akan imaji dan ...
Kerontang

hujan turun seperti jembalang
hingga hatiku tetap kerontang
gigi-gigi air membesar
menggergaji setiap getar

hujan turun seperti hantu
sampai kasihku masih membeku
tempias-tempias angin mengertak
menetak setiap arak-arak detak

halilintar dengan pedang api
hampir saja menyembar kesabaranku
guruh mendedahkan amarah
sebelum petir memahami sasaran

ada juga lintasan kabut
mengendap di antara puncak pepohonan
mengepulkan racun di antara daun
tanah hanya menampung air mata
menyalurkan setiap bengkalai
dengan muara penuh bangkai

aku berpeluk lutut dalam selimut
oleh sejuk yang berpalut takut
kelam berpura-pura simpati
dengan mengiraikan helai-helai sinar
dari wajahnya yang mencari tepi

Sumber: Tersebab Aku Melayu (Buku Sajak Penggal Kedua, 2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Kerontang" karya Taufik Ikram Jamil adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran puitis mengenai hujan, kesendirian, dan kegelapan.

Metafora Hujan: Hujan di dalam puisi menjadi metafora yang kaya untuk berbagai emosi dan kondisi. Dengan perbandingan hujan seperti jembalang, penyair menciptakan citra tentang bagaimana air hujan yang besar bisa menggergaji dan membuat hati menjadi kering.

Keadaan Kesendirian: Penyair menggunakan kata "kerontang" untuk merujuk pada kekeringan hati atau kesendirian yang menyelimuti. Hujan yang turun tak mampu menghapus kekeringan tersebut, bahkan menyebabkan hati semakin meronta dan kerontang.

Imaji Hantu dan Amarah: Puisi ini menghadirkan gambaran hantu dan amarah yang terkandung dalam hujan. Metafora ini merujuk pada kehadiran perasaan yang menakutkan dan kemarahan yang melanda hati penyair.

Kontras Antara Hujan dan Kasih: Meskipun hujan turun dengan segala kemarahannya, kasih dalam puisi ini tetap membeku. Ada kontras yang kuat antara fenomena alam yang kasar dan kemampuan hati untuk tetap beku dan tidak terpengaruh olehnya.

Simbol Petir dan Halilintar: Petir dan halilintar digambarkan sebagai simbol kemarahan dan kekuatan yang hampir menyentuh kesabaran penyair. Ini menciptakan ketegangan dalam suasana puisi, menyoroti ketidakpastian dan ancaman.

Kabut sebagai Racun dan Air Mata: Kabut yang mengendap di antara pohon diibaratkan sebagai racun yang menutupi segalanya. Tanah yang menampung air mata menambahkan elemen kesedihan dan kepedihan, menciptakan citra puitis tentang kegelapan yang menyelimuti.

Sejuk yang Simbolis: Sejuk yang diselimuti oleh takut dan simpati melukiskan suasana hati yang tidak tenang. Penyair berpelukan lutut dalam selimut sebagai respons terhadap sejuk tersebut, menciptakan gambaran tentang ketidakpastian dan kegelapan batin.

Secara keseluruhan, puisi "Kerontang" adalah puisi yang sarat dengan gambaran puitis tentang hujan, kesendirian, dan perasaan kegelapan yang mendalam. Penyair menggambarkan perasaan yang kompleks dan rumit dengan menggunakan bahasa yang kaya akan imaji dan simbolisme.

Taufik Ikram Jamil
Puisi: Kerontang
Karya: Taufik Ikram Jamil

Biodata Taufik Ikram Jamil:
  • Taufik Ikram Jamil lahir pada tanggal 19 September 1963 di Bengkalis, Riau, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.