Puisi: Hujan dan Sepotong Kenangan (Karya Novita Arief Hidayati)

Puisi "Hujan dan Sepotong Kenangan" karya Novita Arief Hidayati menggambarkan dengan indah hubungan antara hujan dan kenangan, serta bagaimana ...
Hujan dan Sepotong Kenangan

Bait-bait semusim
Tercurah dalam rintik hujan
Satu keheningan enggan pergi

Hujan ucapkan selamat pagi berkali-kali
Tempiasnya basuh mimpi
Rinainya menjelma melodi sunyi
Pak, setiap kali hujan turun
Rinduku padamu mengharu biru

Hujan dan air mata adalah genangan
yang menggenapi awal bulan 
Rintiknya adalah bait-bait rindu
Menyulam kenangan dalam percikan bara

Di tungku, kayu berbisik pada api
Tentang kehangatan yang tertinggal
Namun tak sehangat kidung Kinanthimu 
Sambil kau sesap dalam-dalam cerutumu

Omelan ibu adalah sapaan paling hangat
Memecah gemuruh air di atap

Lumajang, 6 Maret 2024

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan dan Sepotong Kenangan" karya Novita Arief Hidayati adalah sebuah penggambaran yang indah tentang hubungan antara hujan dan kenangan, serta bagaimana mereka berdampingan dalam menyiratkan perasaan nostalgia, rindu, dan kehangatan.

Gambaran tentang Hujan: Penyair menggunakan gambaran hujan sebagai elemen utama dalam puisi ini. Hujan digambarkan sebagai representasi perubahan musim, keheningan, dan kesegaran pagi yang disambutnya. Setiap rintik hujan dianggap sebagai sapaan pagi yang berkali-kali diucapkan kepada alam, menyegarkan mimpi dan menciptakan melodi sunyi.

Hubungan dengan Kenangan: Hujan dipadukan dengan kenangan, menciptakan suasana nostalgia dan rindu. Setiap rintik hujan dianggap sebagai bait-bait rindu yang menyulam kenangan dalam percikan bara. Kenangan tersebut disampaikan melalui gambaran tentang hangatnya kidung Kinanti dan sapaan hangat dari seorang ibu, yang melebur dengan omelan hujan di atap.

Sentuhan Emosional: Puisi ini menyentuh emosi pembaca melalui penggabungan elemen alam dan ingatan personal. Melodi hujan dan aroma hujan membangkitkan perasaan rindu dan nostalgia, sementara gambaran tentang hangatnya kidung Kinanti dan sapaan ibu memberikan sentuhan kehangatan dan kedamaian.

Simbolisme Kayu, Api, dan Cerutu: Ada simbolisme dalam puisi ini, seperti kayu yang berbisik pada api, mewakili kehangatan yang tertinggal dan kenangan masa lalu. Cerutu yang dihisap dengan dalam melambangkan momen kebersamaan dan kehangatan dengan orang yang dicintai.

Puisi "Hujan dan Sepotong Kenangan" menggambarkan dengan indah hubungan antara hujan dan kenangan, serta bagaimana keduanya menyiratkan perasaan nostalgia, rindu, dan kehangatan. Melalui gambaran alam dan ingatan personal, penyair berhasil menyentuh emosi pembaca dan menghadirkan suasana yang penuh makna.

Novita Arief Hidayati
Puisi: Hujan dan Sepotong Kenangan
Karya: Novita Arief Hidayati

Biodata Novita Arief Hidayati:
  • Novita Arief Hidayati lahir pada tanggal 15 November 1978 di Lumajang.
  • Novita menyelesaikan pendidikannya di Universitas Negeri Malang jurusan Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2002. Sekarang ia bekerja sebagai guru di SMPN 1 Tempursari, Lumajang.
  • Novita aktif belajar menulis di kelas Asqa Imagination School (mulai Maret 2023, yaitu AIS 33 dan sekarang masih belajar di Asqa Imagination School 43).

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sepenggal RinduTak banyak yang kutahu tentangmuTak banyak waktu yang kulalui bersamamuNamun kini ketika kau t'lah berlaluTak mampu 'ku menghapus bayangmuKautinggalkan sepenggal rin…
  • Perhiasanaki uyut merenung siang, akal putus hilang arah. nini uyut bisu termangu.angin utara bawa pesan ilahibatu diadu jadi api, tanah digali ambil perunggujemari aki menari mene…
  • Hujan JanuariMendung mengaburkan lanskap kota, aku mencari matamu. Matamu menyembunyikan cinta yang tak terpendam. Aku tak ingin buru-buru mendakukan isyarat mata itu. Kau tahu sem…
  • Tiada Kata Lagitiada kata yang aku sembahkan. selain waktu membunyikan dirinya, dari berbagai hari dan tempat. di mana yang lebih tepat disebutkan, suatu ketika hari menanyakan kab…
  • Awal Mula CintaIa kelihatannya seperti terbiusIa tertidur nyenyakTak merasakan apa-apaNamun tsela-nya hilang satu         Tak tahu bagaimana hilangnya …
  • Akankah Kita Seperti IniSungguh luar biasaAwal tahun sudah kehilangan arahBelum apa-apaKita sudah disekat oleh jarak Realita berbicara tanpa nadaHanya kenangan masa silam …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.