Puisi: Elak (Karya Taufik Ikram Jamil)

Puisi "Elak" karya Taufik Ikram Jamil mengungkapkan perasaan terabaikan, kesedihan, dan keputusasaan dalam hubungan. Penggunaan gambaran fisik dan ...
Elak

matamu tak memandang kepadaku
bahkan rambutmu yang tertutup kerudung
masih saja mencari dalih untuk berselindung

lidahmu tak mengucap kepadaku
bahkan bibirmu yang terlapis gincu
masih saja melemparkan ingin untuk terkatup

hidungmu tak mencium kepadaku
bahkan pipimu yang berlumur bedak
masih saja mengundang hendak untuk menemplak

cristian dior yang kau semburkan
tak mau berbagi wangi kepadaku
bahkan bayang-bayangmu pun
tak menggores hitam di mataku yang putih

bila melangkah
engkau menapak jarak
bila melenggang
engkau mengayunkan pisah

Sumber: Tersebab Aku Melayu (Buku Sajak Penggal Kedua, 2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Elak" karya Taufik Ikram Jamil menyoroti tentang perasaan terabaikan dan diabaikan dalam hubungan.

Penggambaran Isolasi dan Penolakan: Puisi ini secara halus menggambarkan perasaan isolasi dan penolakan. Penyair merasa diabaikan oleh sosok yang disembuhinya dengan rasa ingin tahu, penasaran, dan rasa ingin dekat, namun sebaliknya, semua tindakan yang diambil oleh sosok itu terlihat menghindari dan menolak.

Deskripsi Fisik yang Metaforis: Melalui penggambaran fisik seperti mata, rambut, bibir, hidung, dan wangi, penyair menyampaikan perasaan diabaikan dan dijauhi. Setiap bagian tubuh yang biasanya berinteraksi dengan intensitas emosional dan hubungan, di sini malah menjadi simbol penolakan dan kejauhan.

Penggunaan Merek: Penyair menggunakan merek-merek kosmetik seperti Cristian Dior sebagai simbol status sosial dan keangkuhan yang terpisah dari kenyataan emosional. Ini menunjukkan betapa jauhnya kesenjangan antara realitas hubungan dan kepentingan materialistik.

Ketidakmampuan untuk Berhubungan: Dalam penggambaran gerakan melangkah dan melenggang, puisi ini mengekspresikan kesulitan untuk mendekati dan menghubungkan diri dengan sosok yang diinginkan. Meskipun ada usaha untuk menyatukan, namun jarak dan penolakan terus ada.

Bahasa yang Menggugah: Penggunaan bahasa dalam puisi ini sederhana namun menggugah. Metafora yang digunakan membawa pembaca ke dalam pengalaman emosional penyair, membuat pembaca merasakan ketidaknyamanan dan kesedihan yang dirasakan dalam puisi.

Secara keseluruhan, puisi "Elak" adalah puisi yang mengungkapkan perasaan terabaikan, kesedihan, dan keputusasaan dalam hubungan. Penggunaan gambaran fisik dan merek-merek terkenal memberikan dimensi yang dalam pada perasaan penolakan dan kejauhan dalam interaksi manusiawi.

Taufik Ikram Jamil
Puisi: Elak
Karya: Taufik Ikram Jamil

Biodata Taufik Ikram Jamil:
  • Taufik Ikram Jamil lahir pada tanggal 19 September 1963 di Bengkalis, Riau, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.