Puisi: Di sebuah Bilik (Karya Nezar Patria)

Puisi "Di Sebuah Bilik" menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi keterbatasan dan kekosongan, namun juga menyoroti kekuatan kata-kata dan ...
Di sebuah Bilik
- untuk wiji thukul

Di bilik ini waktu tak berlari
pagi datang tanpa cahaya
dan jemari lupa pada angka
Berapa lama harus pergi?

Yang setia hanya kata-kata
yang mendesis-desis di celah pintu:
seperti napas para pemburu
yang busuk di kepala penguasa

Adakah yang lebih kedap
dari gema tetes air kran
Atau cerita-cerita yang tersekap
dalam harap yang tertahan

Tak terdengar lenguh para buruh
suara kereta dan tapak kaki kuda
atau derit mesin jahit tua
atau wajah perempuan berpeluh

Ada suara kaleng terbanting
mirip denting tulang belulang
lalu kata-kata kembali terjengkang
Kapan waktunya pulang?

Di bilik ini kata-kata berdengung
oleh nyanyian para bocah

"Tong-potong roti
roti campur mentega
Belanda sudah pergi
sekarang siapa gantinya"

2013

Sumber: Di Kedai Teh Ah Mei (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Sebuah Bilik" karya Nezar Patria adalah suatu refleksi yang menggugah tentang pengalaman dan kondisi manusia dalam ruang tertutup yang terbatas.

Ruang Terbatas sebagai Metafora Keterbatasan Manusia: Bilik yang digambarkan dalam puisi merupakan metafora untuk kondisi keterbatasan manusia. Waktu terasa terhenti di dalamnya, menciptakan suasana yang tertutup dan tanpa harapan. Ini mencerminkan pengalaman ketidakpastian dan kebingungan.

Kehampaan dan Keheningan: Puisi ini menyoroti kehampaan dan keheningan yang menyelimuti bilik tersebut. Suara-suara luar yang biasa, seperti suara kereta atau tapak kaki kuda, tidak terdengar. Hal ini menciptakan atmosfer yang suram dan sunyi, menekankan isolasi dan kesendirian yang mendalam.

Kata-Kata sebagai Penghibur dan Penyelamat: Meskipun dihadapkan pada kesunyian dan kekosongan, kata-kata tetap menjadi sumber penghiburan dan penolong. Mereka berdengung di dalam bilik, menghadirkan cerita dan harapan, serta mengingatkan akan keberadaan manusia di tengah kekosongan.

Suaran Bocah sebagai Bentuk Kebangkitan: Suara bocah yang terdengar di dalam bilik memberikan nuansa kehidupan dan keberanian untuk bertahan. Mereka membawa pesan-pesan kehidupan dan kebebasan, menantang keheningan dan kesunyian yang ada.

Kontras antara Realitas dan Harapan: Puisi ini menampilkan kontras antara realitas yang suram dan harapan yang menyala. Meskipun kondisi di dalam bilik terasa menyedihkan, harapan tetap ada, terutama dalam suara-suara anak-anak yang membawa optimisme dan semangat perubahan.

Puisi "Di Sebuah Bilik" menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi keterbatasan dan kekosongan, namun juga menyoroti kekuatan kata-kata dan harapan yang tetap hidup di tengah-tengah kegelapan. Nezar Patria berhasil menghadirkan suatu karya yang menggugah dan memberikan ruang bagi refleksi mendalam mengenai kondisi kemanusiaan.

Nezar Patria
Puisi: Di sebuah Bilik
Karya: Nezar Patria

Biodata Nezar Patria:
  • Nezar Patria lahir pada tanggal 5 Oktober 1970 di Sigli, Pidie, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.