Di Bentangan Gurun
Yang rebah di bentangan gurun
sebutir debu pongah
Yang tersuruk di selokan keraguan
tubuh yang menyerah
Kucari Kau
di ratap kaum hina
di gelak tawa para pendusta
Apakah yang masih berharga
dari tubuh berbedak hitam?
Kusebut namaMu dalam ancaman
hujan asam dan angkara
MemanggilMu dalam sujud sedih
wahai nama-nama menggetarkan
Doa-doaku mungkin kesiangan
catatlah ia dalam rindu mendidih
Kuhadang Kau separuh bimbang
bukan perkara neraka penuh arang
bukan soal surga berlimpah susu
Ya Rabb, jangan tinggalkan aku
sendiri di gurun sunyi
terbenam di laut berkalang lumut
terapung abadi di tepi galaksi
2017
Sumber: Di Kedai Teh Ah Mei (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Di Bentangan Gurun" karya Nezar Patria menggambarkan perjalanan spiritual seseorang yang tengah menghadapi tantangan dan kegelisahan dalam kehidupan.
Penggambaran Kesendirian dan Kekacauan: Nezar menggunakan gambaran bentangan gurun sebagai metafora untuk kesendirian dan kekacauan yang dirasakan oleh individu dalam perjalanannya. Gurun yang luas dan sunyi mencerminkan kekosongan dan ketidakpastian yang mungkin dialami oleh seseorang.
Pencarian dan Kehancuran: Puisi ini mencerminkan pencarian spiritual seseorang yang merasa terpuruk dan kehilangan. Dia merasa terhempas di tengah keraguan dan keputusasaan, mencari Tuhan dalam kehinaan dan penolakan.
Panggilan dan Ketenangan: Meskipun dalam keadaan putus asa, individu dalam puisi ini masih memanggil Tuhan dalam doa-doa dan ratapan kesedihan. Dia mencari ketenangan dan jawaban di tengah kegelapan dan ketidakpastian.
Pertanyaan tentang Tujuan dan Kehadiran Tuhan: Nezar mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang keberadaan Tuhan dan tujuan hidup. Dia merenungkan apakah kehadiran Tuhan hadir dalam penderitaan dan keputusasaan, dan apakah tujuan hidup seseorang hanya terkait dengan imbalan surga atau hukuman neraka.
Permohonan dan Keterhubungan Spiritual: Puisi ini mencerminkan permohonan dan keterhubungan spiritual yang mendalam. Individu dalam puisi ini memohon agar Tuhan tidak meninggalkannya sendirian di tengah kesunyian dan keputusasaan, dan merindukan kehadiran-Nya di tengah kegelapan.
Puisi "Di Bentangan Gurun" adalah sebuah perjalanan spiritual yang menggambarkan pencarian, keraguan, dan keputusasaan seseorang dalam menghadapi kehidupan. Nezar menggunakan gambaran gurun untuk menyampaikan kesendirian, kekacauan, dan pencarian spiritual yang dialami oleh individu. Meskipun dalam kegelapan, puisi ini juga mencerminkan harapan dan permohonan akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.
Karya: Nezar Patria
Biodata Nezar Patria:
- Nezar Patria lahir pada tanggal 5 Oktober 1970 di Sigli, Pidie, Aceh.