Catatan di Dinding Penjara
Di sel ini hanya ada sedikit cahaya dan seribu tiga belas garis
di dinding murka setiap senja. Aku akan menambahkan
sembilan ratus sembilan garis lagi setelah berhenti melukis
wajah ibu, ayah, kakek, paman dan orang-orang kampungku.
Mereka petani sedangkan aku pencuri.
Sebelum fajar tiba akan aku gores garis baru mirip wajahmu.
Sumber: Di Kedai Teh Ah Mei (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Catatan di Dinding Penjara" karya Nezar Patria mencerminkan penderitaan, kesendirian, dan kekosongan yang dirasakan oleh seorang Penyair yang terpenjara.
Kontras Cahaya dan Kegelapan: Penyair menggambarkan sel penjara sebagai tempat yang gelap dengan sedikit cahaya. Kondisi ini menciptakan suasana yang suram dan menyiratkan keputusasaan serta isolasi yang dialami oleh penyair.
Garis di Dinding Sebagai Representasi Waktu: Garis-garis yang diukir di dinding penjara menjadi simbol waktu yang terus berlalu, menunjukkan betapa lambannya waktu berjalan bagi penyair yang terpenjara. Jumlah garis yang disebutkan (seribu tiga belas garis) mungkin merepresentasikan jumlah hari atau periode waktu tertentu yang telah dihabiskannya di penjara.
Lukisan Wajah Orang Tersayang: Penyair merindukan keluarga dan orang-orang terdekatnya yang tidak dapat ia temui di dalam penjara. Lukisan-lukisan wajah mereka di dinding merupakan cara untuk mempertahankan ikatan emosional dengan mereka di tengah kesendirian dan kehilangan.
Identitas yang Dipertanyakan: Penyair menyatakan bahwa dia adalah seorang pencuri sementara orang-orang yang digambarkannya adalah petani. Ini menunjukkan konflik internal yang mungkin dialami oleh penyair antara identitas yang diberikan oleh masyarakat dan identitas sesungguhnya yang mungkin lebih kompleks daripada sekadar status kriminal.
Pesan Terakhir: Dengan mengatakan bahwa dia akan menggores garis baru yang mirip wajah seseorang sebelum fajar tiba, penyair menunjukkan bahwa meskipun terkurung, dia tetap memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengekspresikan dirinya sendiri. Ini juga bisa menjadi cara untuk mengungkapkan perasaan dendam atau keinginan untuk membebaskan diri.
Puisi "Catatan di Dinding Penjara" menghadirkan gambaran yang kuat tentang penderitaan, kehilangan, dan perjuangan identitas di dalam lingkungan penjara. Dengan menggunakan gambaran dinding penjara sebagai latar belakang, penyair berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang kekuatan manusia untuk bertahan dan mengekspresikan diri bahkan di tengah-tengah kesulitan terbesar.
Karya: Nezar Patria
Biodata Nezar Patria:
- Nezar Patria lahir pada tanggal 5 Oktober 1970 di Sigli, Pidie, Aceh.