Puisi: Biokimia Rindu (Karya Nezar Patria)

Puisi "Biokimia Rindu" menawarkan pandangan yang mendalam dan kompleks tentang pengalaman rindu melalui penggabungan metafora ilmiah dan ungkapan ...
Biokimia Rindu

(1)

Berapa lama kita harus memohon
kepada karbon agar pohon-pohon
menghidupkan kembali kenangan
yang terbakar musim tak tepat waktu

(2)

Daun-daun menggigil sehabis hujan
bulir hidrogen berteduh di gelas labu
ada ledakan-ledakan kecil
tersisa dari wangi rambutmu

(3)

Aku kini menjelma logam
tak terkikis oleh karat
dari rindu kapal yang karam
adakah kau tahu ia betapa berat?

(4)

Rindu adalah cahaya yang tertegun
cinta semalam dari sebuah lubang hitam
"Kun", katamu
"Fayakun", kataku

(5)

Jejakmu tak lagi ada di peta genetika
tak juga di rantai DNA
setelah makan malam itu
kau dan aku sebisu batu

2016

Sumber: Di Kedai Teh Ah Mei (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Biokimia Rindu" karya Nezar Patria adalah sebuah karya yang memadukan elemen-elemen ilmiah dengan ungkapan emosional untuk menggambarkan kerumitan dan kekuatan rasa rindu.

Metafora Biokimia: Puisi ini menggambarkan rindu sebagai suatu proses biokimia, dengan merujuk pada unsur-unsur kimia seperti karbon, hidrogen, dan logam. Penggunaan istilah-istilah ilmiah ini memberikan dimensi baru pada konsep rindu, menggambarkannya sebagai suatu proses yang kompleks dan mendasar dalam kehidupan.

Pohon dan Kenangan: Pohon dalam puisi ini melambangkan kehidupan dan pertumbuhan, sementara kenangan yang terbakar mencerminkan kerusakan atau kehilangan. Permohonan kepada karbon untuk menghidupkan kembali kenangan menyoroti upaya manusia untuk memulihkan atau menghidupkan kembali masa lalu yang telah hilang.

Ledakan-Ledakan Kecil: Ungkapan ini menggambarkan kenangan yang tersisa setelah kepergian seseorang, seperti wangi rambutnya yang menggigil. Ledakan-ledakan kecil tersebut menyoroti kekuatan dan intensitas rindu yang tetap ada meskipun waktu telah berlalu.

Logam dan Kapal yang Karam: Penggambaran diri sebagai logam yang tak terkikis oleh karat menggambarkan kekuatan dan ketahanan terhadap rasa rindu yang berat, seperti kapal yang karam di dasar laut. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun rasa rindu dapat menjadi beban, kita tetap bertahan dan kuat menghadapinya.

Cahaya yang Tertegun dan Jejak yang Hilang: Metafora cahaya yang tertegun mencerminkan kebingungan dan keheningan akibat rindu yang menghantui. Ketidakhadiran jejakmu dalam peta genetika dan rantai DNA menyoroti kehilangan yang tak tergantikan setelah perpisahan.

Puisi "Biokimia Rindu" menawarkan pandangan yang mendalam dan kompleks tentang pengalaman rindu melalui penggabungan metafora ilmiah dan ungkapan emosional. Dengan menggambarkan rindu sebagai sebuah proses biokimia, puisi ini menggali kedalaman kompleksitas dan kekuatan emosional dari perasaan tersebut.

Nezar Patria
Puisi: Biokimia Rindu
Karya: Nezar Patria

Biodata Nezar Patria:
  • Nezar Patria lahir pada tanggal 5 Oktober 1970 di Sigli, Pidie, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.