Langit Abu di Kota Solo: Kabut atau Polusi?

Polusi udara kini sudah mulai memasuki Kota Solo, salah satu cirinya adalah gumpalan awan abu di atas kota sepanjang hari. Polusi udara itu berasal ..

Adakah orang yang tidak mengenal Kota Solo? Kota Surakarta atau akrab dikenal dengan Kota Solo merupakan kota yang strategis di Jawa Tengah. Kota Solo tidak lagi asing didengar oleh masyarakat di Indonesia bahkan luar negeri. Kota Solo terkenal dalam berbagai aspek kebudayaannya. Mulai dari kuliner, tradisi, destinasi, hingga tata ruang kotanya yang memiliki keindahan tersendiri. 

Banyak adat istiadat seperti sekaten, dan pagelaran wayang kulit yang masih rutin dilaksanakan. Banyaknya budaya yang masih dilestarikan menjadikan Kota Solo sering disebut Kota Budaya. Julukan ini juga tidak lepas dari keberadaan Keraton dan Pura Mangkunegaran. Maka tidak heran jika Kota Solo menjadi kota pusat dari kebudayaan.

Keberagaman motif batik yang ada di Kota Solo menjadikan kota ini dijuluki juga sebagai Kota Batik. Batik Solo bukan sembarang batik, proses pembuatanya cukup panjang. Maka, tidak heran jika harganya mencapai puluhan juta. Masing-masing motif dan corak batik solo memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu, beragam kuliner yang ada mulai dari tradisional hingga modern membuat Kota Solo dijuluki sebagai Kota Liwet.

Langit Abu di Kota Solo

Taukah kamu, tata ruang Kota Solo juga mendapat penghargaan terbaik nomor dua di Indonesia. Penataan ruang yang cantik dan rapi menjadikan Kota Solo kota terbaik setelah Padang sejak tahun 2007. Tidak heran bukan jika semua orang tahu dan tidak asing ketika mendengar kata Solo. Bahkan banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berbondong-bondong mengunjungi Kota Solo.

Namun, apakah kondisi Kota Solo masih sama seiring berjalannya waktu? Kondisi  iklim global kini sudah tidak stabil lagi. Perubahan iklim global mengakibatkan suhu udara pada atmosfer semakin meningkat. Kondisi cuaca juga sudah tidak dapat diperkirakan lagi, tidak terkecuali Kota Solo.

Pagi hari cuaca panas, namun bisa jadi siang atau sore hari hujan turun lebat. Dampak pemanasan global memang telah mengakibatkan banyak hal termasuk suhu udara. Terlebih lagi Indonesia merupakan negara penghasil polusi udara yang besar. Berdasarkan data terakhir tahun 2022 lalu, Indonesia sudah menduduki peringkat ke-17.

Miris, bukan? Menjadi negara ke-17 dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Bukannya menoreh prestasi justru menjadi negara yang turut berpotensi merusak kondisi bumi. Kondisi udara di Indonesia sudah tidak seperti dulu lagi. Suhu udara meningkat, dan udara semakin kotor akibat polusi.

Provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jakarta menjadi sumber polusi udara terbesar di Indonesia. Jakarta saja sebagai ibu kota negara menjadi penyumbang polusi udara yang besar. Hingga pemerintah berencana memindahkan ibu kota ke Kalimantan. Apakah Kota Solo juga mulai berpolusi?

Setiap pagi, tampak ada awan mendung yang menyelimuti langit Kota Solo. Hingga muncul sebuah pertanyaan dalam pikiran saya ketika melihat langit Kota Solo berwarna abu hari itu. Apakah langit abu itu kabut atau polusi? Ketika dilihat dari Timur, tampak langit abu seperti gumpalan awan yang warnanya jauh berbeda dengan langit di atasnya.

Beberapa hari saya mengamati hal tersebut, dan memang selalu dalam kondisi yang sama. Saya sempat bertanya kepada teman-teman, dan sebagian mengatakan itu kabut, sedangkan sebagian lainnya mengatakan itu polusi. Tetapi, gumpalan awan abu itu tetap ada meskipun cuaca cerah.

Kabut akan menyelimuti permukaan bumi karena terjadi proses kondensasi uap air. Kabut umumnya berwarna putih dan menyebabkan penglihatan menjadi lebih terbatas. Kabut akan menghilang dengan sendirinya ketika terkena sinar matahari. Sedangkan gumpalan awan abu di atas Kota Solo tidak menggambarkan satupun ciri kabut tersebut.

Gumpalan awan abu di atas Kota Solo tidak menutup seluruh permukaan kota. Bahkan hanya bagian tertentu di udara saja. Awan abu itu membentuk ruang perbatasan warna dengan langit di atasnya. Jadi memang terlihat jelas sekali adanya sekat perbedaan warna dengan langit diatasnya.

Selain itu, fakta unik lainnya adalah awan abu itu tidak menghilang ketika terkena sinar matahari. Jika memang itu adalah kabut, tentu perlahan akan hilang ketika suhu udara menghangat. Gumpalan awan abu itu bahkan dapat ditembus oleh sinar matahari. Serta tidak menimbulkan terbatasnya penglihatan.

Polusi udara kini sudah mulai memasuki Kota Solo, salah satu cirinya adalah gumpalan awan abu di atas kota sepanjang hari. Polusi udara itu berasal dari aktivitas kendaraan bermotor di sepanjang jalan kota. Setiap pagi Kota Solo sudah dipenuhi oleh kendaraan yang berlalu lalang hingga menimbulkan kemacetan. Tidak hanya itu, banyaknya pabrik yang ada di Kota Solo juga merupakan penyumbang polusi yang besar. 

Keadaan Kota Solo kini sudah tidak seperti dulu lagi. Kota dengan berbagai kearifan lokal yang terkenal di seluruh penjuru dunia sudah mulai terdampak polusi udara. Sebagian kota sudah diselimuti gumpalan awan abu setiap saat. Udara dan air bersih semakin langka dan sulit untuk didapatkan. 

Suhu udara sudah semakin meningkat. Asap kendaraan dan limbah pabrik semakin mendominasi dan menjadi polutan terbesar. Perlu adanya kesadaran untuk menghentikan hal ini terus terjadi. Jika terus dibiarkan bukan hal yang mustahil Kota Solo dapat berubah menjadi seperti ibu kota. Jadi, bagaimana tanggapan kalian?

Biodata Penulis:

Dwi Wahyuningsih lahir pada tanggal 25 Maret 2005 di Karanganyar.

© Sepenuhnya. All rights reserved.