Makanan cepat saji biasa disebut junk food. Dalam arti luas, junk food dapat berupa makanan apa saja yang dimakan yang tidak membawa manfaat bahkan merugikan kesehatan. Beberapa orang menganggap junk food ini lebih efektif karena disajikan dengan cepat dan mudah ditemukan. Apalagi junk food ini rasanya enak dan harganya murah.
Siapa yang tidak kenal junk food, seperti kentang goreng, donat, hamburger, pizza, mie, dan lain-lain. Tentu sangat menggiurkan untuk menyantapnya, bukan? Namun, terlalu banyak mengonsumsi junk food dapat mempengaruhi kesehatan kita. Karena junk food biasanya banyak mengandung lemak, garam dan gula, dan hanya memiliki sedikit nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita. Selain itu juga mengandung zat berbahaya, seperti lilin pada mie instan, serta micin yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Benar, tidak semua junk food itu buruk, ada juga yang menyehatkan, seperti salad, sandwich, dan lain sebagainya.
Makan junk food setiap hari tidak baik untuk kesehatan kita sendiri. Namun karena cepat, praktis, enak, mengenyangkan, dan harganya terjangkau, banyak orang yang menjadikannya sebagai santapan sehari-hari.
Di balik nikmatnya junk food, ada bahaya yang harus kita waspadai. Jika terlalu berlebihan mengonsumsi junk food dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti obesitas (kegemukan), masalah pencernaan, stroke, kanker, hipertensi (tekanan darah tinggi), radang usus buntu, penyakit ginjal, dan diabetes (kencing manis).
Memang tidak berdampak langsung pada tubuh kita, namun seiring berjalannya waktu, limbah tersebut menumpuk di dalam tubuh kita, yang akhirnya berubah menjadi penyakit yang mematikan. Mengonsumsi junk food dalam waktu lama dan terlalu sering juga akan berdampak pada kesehatan gigi kita.
Penyakit-penyakit di atas, sekitar 20 tahun yang lalu, hanya ditemukan pada orang yang berusia di atas 40 tahun. Namun saat ini penyakit-penyakit tersebut menyerang banyak anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Salah satu faktor yang diduga kuat adalah meningkatnya konsumsi junk food oleh anak-anak di negara tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah anak yang menderita obesitas (kegemukan) di negara-negara tersebut.
Junk food juga dapat menghambat tumbuh kembang anak. Tahukah anda alasannya? Karena anak sedang dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan nutrisi yang tepat untuk perkembangannya. Namun jika ia sering mengonsumsi junk food, kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi sehingga otaknya tidak dapat berkembang.
Upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi konsumsi junk food dapat dengan memasak sendiri di rumah atau membawa bekal ke sekolah maupun kantor yang pastinya lebih sehat dan murah dibandingkan membeli junk food di luar. Anda juga bisa mengganti junk food dengan camilan sehat, misalnya: kita menyukai buah-buahan, kacang-kacangan dan menghindari minuman yang terlalu manis. Anda bisa membiasakan diri minum air putih atau jus buah yang pastinya jauh lebih sehat.
Doronglah anak untuk menyukai makanan sehat dengan menghindari banyak jajan di luar seperti junk food. Mungkin hal ini bisa digantikan dengan merencanakan kegiatan yang menyenangkan, dapat dengan bahas menu berbeda yang mungkin ingin dicoba oleh anak, mengajak anak berbelanja bersama seperti berkunjung ke pasar tradisional, memasak dan menyajikan makanan bersama, karena anak akan lebih tertarik mencoba makanan baru. Dia juga akan paham dan terbiasa dengan makanan-makanan sehat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Jadi kurangi junk food atau fast food dan sayangi tubuhmu agar kita tidak menyesalinya di masa depan.
Biodata Penulis:
Naila Rizqi Salsabila saat ini aktif sebagai mahasiswi di UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan.