Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Sepenuhnya Hampa (Karya Muhammad Asqalani eNeSTe)

Puisi "Sepenuhnya Hampa" karya Muhammad Asqalani eNeSTe mengeksplorasi tema kehampaan, keputusasaan, dan keterbatasan manusia dalam menghadapi ...
Sepenuhnya Hampa

kau mungkin mengira, napas sesakmu sebab dunia telah sesat di pepat dadamu. waktu terasa cekat, malaikat berbuat jahat, Tuhan cuma membagi-bagikan kiamat.

padahal, kau yang lupa hal ihwal jadi jamal, tiap napas yang kamil tidak bisa ditakar dengan mil; sebab diameter nadimu adalah separuh dunia.

lihatlah bunga bangkai, bingkai dalam otakmu yang sadai, bila angin, bila badai, bila laut dalam dirimu, segalanya hendak membunuh. ingatlah, maut tak terpaut orang sisa-sisa kentut sepertimu.

memotong langit, mencincang bumi, dalam poros teori orang-orang gila sabda.

Kubang Raya, Februari MMXXIV

Analisis Puisi:

Puisi "Sepenuhnya Hampa" karya Muhammad Asqalani eNeSTe adalah karya yang menghadirkan gambaran gelap tentang kehampaan dan kekosongan dalam kehidupan.

Rasa Terganggu dan Kehampaan: Puisi ini dibuka dengan gambaran napas yang sesak dan perasaan terganggu. Ada kesan bahwa dunia dirasakan sebagai beban yang berat dan waktu berjalan dengan lambat, hampir seolah-olah tidak ada harapan atau kebahagiaan yang tersisa. Ini mencerminkan perasaan kehampaan dan keputusasaan yang mendalam.

Kehilangan Ruang Spiritual: Puisi ini menggambarkan rasa kehilangan arah spiritual. Referensi terhadap malaikat yang berbuat jahat dan pembagian kiamat oleh Tuhan menggambarkan ketidakstabilan iman dan kepercayaan pada kebaikan alam semesta.

Pengingatan akan Kematian: Penggunaan bunga bangkai sebagai metafora untuk kehancuran dan kematian menegaskan tema kehampaan yang dominan dalam puisi ini. Penyair menekankan bahwa kematian adalah akhir yang tidak bisa dielakkan, dan tidak ada yang bisa lolos dari nasibnya.

Keterbatasan Manusia: Puisi ini mengingatkan pembaca akan keterbatasan manusia dan sifat sementara kehidupan. Meskipun manusia sering kali berusaha untuk memahami alam semesta dan tempatnya di dalamnya, mereka hanya terbatas pada pemahaman yang sempit dan tidak bisa menjangkau kebenaran yang lebih besar.

Imajinasi yang Gelap: Puisi ini menggunakan bahasa yang gelap dan imajinatif untuk menciptakan suasana yang suram dan penuh dengan ketidakpastian. Metafora yang kuat seperti "memotong langit, mencincang bumi" mengekspresikan perasaan kebingungan dan kehampaan yang mendalam.

Dengan demikian, puisi "Sepenuhnya Hampa" adalah sebuah puisi yang mengeksplorasi tema kehampaan, keputusasaan, dan keterbatasan manusia dalam menghadapi kenyataan kehidupan yang keras dan penuh dengan ketidakpastian.

Muhammad Asqalani eNeSTe
Puisi: Sepenuhnya Hampa
Karya: Muhammad Asqalani eNeSTe

Biodata Muhammad Asqalani eNeSTe:
  • Muhammad Asqalani eNeSTe, menulis sejak 2006, adalah Pemenang II Duta Baca Riau 2018. Buku puisinya yang terbaru Ikan-Ikan Kebaikan Terbang dari Sungai ke Langit Lengang (2023). Sehari-hari ia mengajar Bahasa Inggris dan Puisi. Ia merupakan Mentor Puisi Online di Asqa Imagination School (AIS).
© Sepenuhnya. All rights reserved.