Puisi: Sejilid Komik Kritik-Politik (Karya Radhar Panca Dahana)

Puisi "Sejilid Komik Kritik-Politik" karya Radhar Panca Dahana menggambarkan realitas politik dan sosial di Indonesia dengan cara yang metaforis ....
Sejilid Komik Kritik-Politik

tapi ia sudah jadi sinema
di bioskop dan dividi rumahtangga
hiburan murah tampaknya mewah
negeri indah di tumpukan sampah.
di paripurna perlemen, kursi kabinet
meja hakim, seragam polisi, tongkat
jenderal hingga pemimpin pilihan
publik, katanya.

cerita-retorika dimainkan
kebijakan diputuskan
perdebatan digulirkan
ramai benar rumah negara kita
seolah benar negeri ini ditata
tapi di ujung telepon
atau sudut ruang pemerintahan
tekanan tawar-menawar dan ancaman
mendahului semua cerita
melampaui segala prakira
hanya beberapa kepala berbunyi kapita
pakaian necis, rambut kelimis
membuat semua yang merasa kuasa
tak berdaya: jadi kelinci lucu
atau bidak-bidak yang berlagak lagu
membuat politik menjelma kronik
jadi gosip berpilin kritik.

tata negara kini tata kapita           
ekonomi mesin: rakyat diperalat
konstitusi tinggal katakata mati
bukan lagi singgasana berkuasa
gergasi modal tak kasat mata
intelijen jadi darahnya
triliuner lokal makelarnya
dan komik pun terus cerita
pahlawan palsu genit bergaya
media massa memamahnya
kita mengunyahnya.

dan kemiskinan jadi jambannya
kebodohan hasil residunya
bencana di ampas masa depannya.

di kursi penonton
sinema itu tetap memesona
wanita cantik hero yang tampan
negeri kini tinggal hiburan
direproduksi untuk bisnis sampingan.
betapa lucu gaya pimpinan
pahlawan lugu tidur kemalaman
rakyat senang menjadi korban.

komik ini, komik politik
entertainment tak ada habisnya
kesenangan di sisa jiwa.

Sumber: Manusia Istana (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Sejilid Komik Kritik-Politik" karya Radhar Panca Dahana adalah sebuah karya sastra yang mengkritik politik dan realitas sosial di Indonesia dengan menggunakan metafora komik. Dalam puisi ini, penyair menyajikan gambaran tentang politik yang dipandang sebagai hiburan murah dan pengalihan perhatian dari persoalan yang lebih mendasar.

Politik sebagai Hiburan Murah: Penyair menggambarkan politik sebagai sebuah hiburan murah yang dipenuhi dengan retorika kosong dan pertunjukan dramatis. Politik digambarkan sebagai sebuah sinema yang dimainkan di bioskop dan di rumah tangga, yang menjadi bagian dari tontonan sehari-hari masyarakat.

Kritik terhadap Kekuasaan dan Elit Politik: Puisi ini mengkritik kekuasaan dan elit politik yang menggunakan retorika kosong dan manipulasi untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Penyair menyoroti bahwa keputusan politik seringkali dibuat di belakang layar, di luar pengetahuan masyarakat, dan dipengaruhi oleh tekanan dan ancaman.

Kesenangan dan Apathi Publik: Penyair menyoroti bahwa masyarakat seringkali terjebak dalam hiburan politik yang kosong, dan lebih memilih untuk menjadi penonton yang pasif daripada aktor yang aktif dalam menuntut perubahan. Kesenangan yang diberikan oleh politik yang dipandang sebagai hiburan membuat masyarakat menjadi apatis terhadap persoalan-persoalan yang sebenarnya penting.

Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi: Puisi ini juga mencerminkan ketidakadilan sosial dan ekonomi di Indonesia, di mana kemiskinan dan kebodohan menjadi dampak dari kebijakan politik yang korup dan tidak adil. Penyair menegaskan bahwa kebijakan politik lebih mementingkan kepentingan kapitalis dan elit politik daripada kesejahteraan rakyat.

Kritik terhadap Media Massa: Penyair juga mengkritik peran media massa yang seringkali menjadi alat untuk mempropagandakan narasi politik yang manipulatif dan mengalihkan perhatian dari persoalan yang lebih mendasar. Media massa digambarkan sebagai pemamah hiburan politik yang melayani kepentingan elit politik.

Puisi "Sejilid Komik Kritik-Politik" karya Radhar Panca Dahana merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan realitas politik dan sosial di Indonesia dengan cara yang metaforis dan kritis. Melalui bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam, penyair menyampaikan pesan tentang pentingnya kesadaran politik dan tindakan kolektif untuk mengubah sistem politik yang korup dan tidak adil.

Radhar Panca Dahana
Puisi: Sejilid Komik Kritik-Politik
Karya: Radhar Panca Dahana

Biodata Radhar Panca Dahana:
  • Radhar Panca Dahana lahir pada tanggal 26 Maret 1965 di Jakarta.
  • Radhar Panca Dahana meninggal dunia pada tanggal 22 April 2021 di Jakarta.
  • Selain puisi, Radhar Panca Dahana juga menulis esai, cerpen, novelet, dan naskah drama.
© Sepenuhnya. All rights reserved.