Salib-Mu Yesus
Di bawah teriknya sang surya
Derap langkah-Mu tertatih-tatih
Bermahkota duri; derai peluh dan darah menghiasi wajah-Mu
Salib di pundak-Mu tak terasa ringan
Cambuk di tubuh-Mu kian menoreh luka
Ribuan kaki jarak menuju Golgota
Kisah peluh dan pedih, berat dan tajam penuh derita
Tajamnya duri di keningmu mengisahkan penebusan
Beratnya beban dosa di pundak-Mu mengisahkan pengampunan
Goresan-goresan perih luka cambuk itu mengisahkan penyerahan
Di jalan berbatu itu engkau merebut hatiku
Derita-Mu terpancar cahaya tanpa rembulan dan sinar tanpa surya
Mengingat cinta yang membuncah di dada
Meski olokan dan hinaan berseru nyaring
Menyertai perjalanan-Mu menyusuri kepahitan dunia
Memikul dosa keegoisan, kesombongan, keserakahan, pengkhianatan
Umat manusia tak kenal diri
Waktu kian berlalu
Sinar binar senja merona
Beban salib bagai rindu terpampang
Bergelayut manja di pundak-Mu
Syair kasih-Mu mengalir
Kata-kata gemulai angin berbisik lembut
Menyisir rambut-Mu yang suci
Menyapu peluh dan darah
Kisah pengorbanan kelam dibuka
Yesus memimpin perjalanan penuh pengampunan
Beban dan dosa bertukar melodi indah
Tak ada lagi tangisan bumi
Terpancar sejuta cahaya pengharapan, selaksa impian
Menyisakan tanya: "Sanggupkah kalian memikul salibmu?"
2024
Analisis Puisi:
Puisi "Salib-Mu Yesus" karya Agnes Phobi Patriani adalah sebuah refleksi tentang penderitaan dan pengorbanan Yesus Kristus di Jalan Salib.
Gambaran Penderitaan Yesus: Puisi ini menggambarkan secara intens penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus saat membawa salibnya menuju Golgota. Derap langkahnya tertatih-tatih, tubuhnya yang terluka dan berkeringat darah, serta mahkota duri yang menghiasi wajahnya, semuanya menggambarkan penderitaan yang amat dalam.
Simbolisme Salib: Salib yang dibawa oleh Yesus di pundaknya tidak hanya menjadi beban fisik, tetapi juga simbol beban dosa dan penebusan. Pembaca diingatkan pada pengorbanan Yesus sebagai jalan untuk pengampunan dosa dan penebusan umat manusia.
Pengampunan dan Penebusan: Puisi ini menyoroti tema pengampunan dan penebusan yang terkait dengan penderitaan Yesus. Meskipun mengalami penderitaan yang luar biasa, Yesus tetap memimpin perjalanan yang penuh dengan pengampunan dan kasih.
Transformasi Penderitaan: Dari penderitaan yang pahit, puisi ini menggambarkan transformasi menjadi cahaya pengharapan dan impian. Pengorbanan dan penderitaan Yesus tidak hanya menghasilkan pembebasan dari dosa, tetapi juga membawa harapan yang baru bagi umat manusia.
Tantangan Pribadi: Puisi ini mengajukan pertanyaan kepada pembaca tentang kemampuan mereka untuk memikul "salib" mereka sendiri, yakni tantangan hidup dan penderitaan yang mungkin mereka hadapi. Ini merupakan panggilan untuk merefleksikan pengorbanan dan penderitaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, puisi "Salib-Mu Yesus" adalah sebuah puisi yang menggambarkan penderitaan, pengorbanan, dan pengampunan melalui gambaran kisah Yesus Kristus di Jalan Salib. Ini menegaskan pesan tentang kasih dan pengampunan yang mengubah dan memberikan harapan bagi umat manusia.
Karya: Agnes Phobi Patriani
Biodata Agnes Phobi Patriani:
- Agnes Phobi Patriani merupakan seorang pemudi Katolik Paroki St. Eduardus Watunggong dan merupakan alumnus politeknik Pertanian Negeri Kupang NTT. Spesial di bidang teknologi Pangan.