Puisi: Saksikan Begitu Banyak Orang Mempertuhankan Uang (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Saksikan Begitu Banyak Orang Mempertuhankan Uang" merupakan suatu bentuk kritik sosial yang menggugah kesadaran akan bahaya pemujaan ...
Saksikan Begitu Banyak Orang
Mempertuhankan Uang


Kita hidup di sebuah zaman, ketika uang dipuja-puja sebagai Tuhan
Dengan uang hubungan antar-manusia diukur dan ditentukan
Ketika mobil, tanah, deposito, relasi dan kepangkatan
Ketika politik, ideologi, kekuasaan disembah sebagai Tuhan
Ketika dominasi materi menggantikan Tuhan
Sehingga di negeri ini tak jelas lagi batas antara halal dan haram
Seperti membedakan warna benang putih dan benang hitam
Di hutan kelam
Jam satu malam
Ketika 17 dari 33 Gubernur jadi tersangka
52 persen banyaknya
Ketika 147 dari 473 Bupati dan Walikota jadi tersangka
36 persen jumlahnya
Ketika 27 dari 50 anggota Komisi Anggaran DPR ditahan,
62 persen jumlahnya
Saksikan begitu banyak orang yang menyembah uang dengan khusyuknya
Uang dipuja, dipertuhan, disucikan, ditinggikan sebagai berhala
Undang-undang dan peraturan dengan kaki diinjak secara leluasa

2010, 2011

Sumber: Debu di Atas Debu (2015)

Analisis Puisi:

Puisi Taufiq Ismail, "Saksikan Begitu Banyak Orang Mempertuhankan Uang", merupakan sebuah kritik sosial yang tajam terhadap fenomena kemerosotan moral dan spiritual di tengah masyarakat modern yang terpengaruh oleh kekayaan dan kekuasaan.

Pemujaan terhadap Uang: Puisi ini menggambarkan bagaimana uang telah menjadi pusat dari kehidupan manusia modern. Uang tidak hanya dijadikan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga dipuja-puja dan dianggap sebagai Tuhan yang harus ditaati.

Penentuan Hubungan Manusia: Kehadiran uang menentukan hubungan antar-manusia. Uang menjadi ukuran nilai dan status sosial seseorang dalam masyarakat. Hal ini memunculkan distorsi dalam relasi manusia, di mana nilai-nilai kejujuran, persahabatan, dan kasih sayang dikalahkan oleh kepentingan material.

Kekacauan Moral dan Hukum: Puisi ini mencerminkan kekacauan moral dan hukum di masyarakat yang terkait dengan pemujaan terhadap uang. Ketidakjelasan antara yang halal dan haram, serta penginjakkan undang-undang dan peraturan, menunjukkan bahwa kekuasaan uang telah mengkristal menjadi kekuasaan yang dominan di berbagai lapisan masyarakat.

Angka dan Statistik: Penyair menggunakan angka dan statistik untuk menyoroti besarnya dampak pemujaan terhadap uang dalam politik dan pemerintahan. Persentase jumlah pejabat yang tersangkut dalam korupsi menegaskan betapa kuatnya pengaruh uang dalam menggerakkan roda pemerintahan.

Kritik Sosial yang Tegas: Melalui puisi ini, Taufiq Ismail dengan tegas mengkritik kondisi sosial yang memprihatinkan di mana kepentingan materi mengungguli kepentingan moral dan keadilan. Ia menyerukan untuk menyadari bahaya pemujaan terhadap uang dan untuk melakukan perubahan menuju tatanan yang lebih adil dan bermoral.

Puisi "Saksikan Begitu Banyak Orang Mempertuhankan Uang" merupakan suatu bentuk kritik sosial yang menggugah kesadaran akan bahaya pemujaan terhadap kekayaan dan kekuasaan. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang jelas, Taufiq Ismail membangkitkan kesadaran akan perlunya mengembalikan nilai-nilai moral dan keadilan dalam masyarakat yang terpengaruh oleh dominasi uang.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Saksikan Begitu Banyak Orang Mempertuhankan Uang
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.