Sajakku, Cinta
: rianti
jika sungai ini cairan waktu
cinta kanyut di dalamnya, hanya,
lebih panjang jarak alirnya
lebih luar batas tepinya
lebih deras kuat arusnya
lebih bening corak warnanya
lebih tak mungkin merumuskannya
tapi, tentang itu
telah terlanjut kita bicara,
"hei kekasih, mana kau senang
tenggelam atau berenang?"
1985
Sumber: Lalu Waktu (1994)
Analisis Puisi:
Puisi "Sajakku, Cinta" karya Radhar Panca Dahana menggambarkan kompleksitas dan kedalaman cinta dalam sebuah hubungan.
Metafora Sungai dan Cinta: Penyair menggunakan metafora sungai untuk merepresentasikan aliran waktu dan kompleksitas cinta. Sungai dipandang sebagai simbol perjalanan hidup, yang mengalir tanpa henti. Cinta, seperti sungai, memiliki aliran yang panjang, luas, deras, dan tak terduga.
Keunikan dan Kekuatan Cinta: Penyair menekankan bahwa cinta tidak dapat dirumuskan dengan mudah. Cinta memiliki karakteristik yang unik bagi setiap individu dan tidak dapat dipahami secara sepenuhnya. Meskipun kompleks, cinta memiliki kekuatan yang besar, seperti derasnya arus sungai yang mampu membawa segala hal dalam perjalanannya.
Pertanyaan tentang Cinta: Penyair menutup puisi dengan pertanyaan yang mengundang refleksi tentang sifat cinta. Pertanyaan ini menyoroti perbedaan pendekatan atau persepsi terhadap cinta di antara dua individu yang terlibat. Apakah seseorang lebih suka "tenggelam" dalam cinta atau "berenang" dalam pengalaman cinta yang lebih bebas dan terbuka untuk dijelajahi.
Dialog dalam Hubungan: Puisi ini menciptakan suasana dialog yang intim antara dua orang yang saling mencintai. Pertanyaan terakhir menunjukkan bahwa hubungan mereka melibatkan eksplorasi dan pengakuan akan keunikan serta kompleksitas cinta.
Kekuatan Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana namun padat untuk menyampaikan pesan yang mendalam. Metafora sungai dan pertanyaan terakhir membawa pembaca untuk merenung tentang esensi cinta dan kompleksitas hubungan manusia.
Puisi "Sajakku, Cinta" menghadirkan gambaran yang kuat tentang sifat kompleks cinta dan keintiman dalam hubungan manusia. Dengan menggunakan gambaran alam dan pertanyaan reflektif, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari pengalaman cinta dan perjalanan hubungan.
Karya: Radhar Panca Dahana
Biodata Radhar Panca Dahana:
- Radhar Panca Dahana lahir pada tanggal 26 Maret 1965 di Jakarta.
- Radhar Panca Dahana meninggal dunia pada tanggal 22 April 2021 di Jakarta.
- Selain puisi, Radhar Panca Dahana juga menulis esai, cerpen, novelet, dan naskah drama.