Puisi: Reformati (Karya Radhar Panca Dahana)

Puisi "Reformati" karya Radhar Panca Dahana menggambarkan perasaan ketidakpuasan terhadap kondisi dunia modern dan keinginan untuk perubahan yang ...
Reformati

saksikan
burungburung hinggap
di ujungujung atap
dan hidunghidung berasap
membuatnya lenyap,
dan mulutmulut menganga
                bertapak katakata
                berotak butabuta

perhatikan
bulubulu waktu ngambang
di kursikursi bergoyang
terlepas terbang
lima komplot jiwa
terguncangguncang
teve, koran, situs bergincu
mati ... mati ... mati anak berribu
pucat pasi adabku kelu
malaikatiblis datang kau tiba
di butirbutir peluhku roboh
                yang tak tubuh
                takku takmu

nantikan
kucingkucing menghitam jelaga
matanya kerja nafsu menghina
kita menggosok sama belati
tikamtikam hati bungkam tak mati.
burungburung tak jadi pergi
atap rumahku jatuh

menjelma kursi
langitku duduk bumiku remuk
bibir pecah tak bernanah
waktu nanti kautinggal mumi
sekampung mati kaujerat dasi
menyisa asap
tiada api.

Sumber: Manusia Istana (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Reformati" karya Radhar Panca Dahana adalah sebuah karya yang menggambarkan suasana kegelapan, kehampaan, dan perlawanan.

Gambaran Kesendirian dan Kegelapan: Puisi ini dibuka dengan gambaran kesendirian dan kegelapan yang menghantui. Burung-burung yang hinggap di atap, hidung-hidung yang berasap, dan mulut-mulut yang menganga menciptakan suasana yang suram dan menyedihkan.

Kritik terhadap Kehidupan Modern: Dalam puisi ini, pengaruh teknologi modern seperti televisi, koran, dan situs web digambarkan sebagai sumber kehampaan dan kekacauan. Bulu-bulu waktu yang ngambang dan lima komplot jiwa yang terguncang mencerminkan kekacauan batin yang diakibatkan oleh informasi yang terus menerus mengalir.

Perlawanan dan Ketidakpuasan: Puisi ini mencerminkan perasaan ketidakpuasan dan keinginan untuk berubah. Kucing-kucing yang menghitam jelaga dan mata yang kerja nafsu menghina melambangkan kegelisahan dan kemarahan terhadap ketidakadilan dan penindasan.

Kehancuran dan Kehampaan: Pada akhir puisi, suasana kehancuran dan kehampaan mencapai puncaknya. Atap rumah yang jatuh dan langit yang duduk di atas bumi yang remuk menciptakan gambaran tentang keputusasaan dan kehancuran.

Tuntutan untuk Perubahan: Meskipun puisi ini digambarkan dalam suasana yang gelap dan suram, ada juga semangat perlawanan dan tuntutan untuk perubahan. Penggunaan kata "Reformati" dalam judul puisi mengisyaratkan bahwa ada harapan untuk pembaharuan dan perubahan yang lebih baik.

Puisi "Reformati" karya Radhar Panca Dahana adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran-gambaran yang kuat tentang kegelapan, kehampaan, dan perlawanan. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam, puisi ini menggambarkan perasaan ketidakpuasan terhadap kondisi dunia modern dan keinginan untuk perubahan yang lebih baik.

Radhar Panca Dahana
Puisi: Reformati
Karya: Radhar Panca Dahana

Biodata Radhar Panca Dahana:
  • Radhar Panca Dahana lahir pada tanggal 26 Maret 1965 di Jakarta.
  • Radhar Panca Dahana meninggal dunia pada tanggal 22 April 2021 di Jakarta.
  • Selain puisi, Radhar Panca Dahana juga menulis esai, cerpen, novelet, dan naskah drama.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.