Pulang
hujan sedari tadi belum berhenti
kenapa merpati terbang sendiri
kuyup basah tidak perduli
sudah berapa pagi,
tak mau juga ia menepi.
apa yang kau cari?
kabar kekasihkah menyertai
atau sekedar ingin kembali?
tahukah kamu, di sini
seumur hujan ia menanti
1987
Sumber: Lalu Waktu (1994)
Analisis Puisi:
Puisi "Pulang" karya Radhar Panca Dahana adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan seorang yang pulang dalam suasana hujan. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kehujanan, kesendirian, kerinduan, dan harapan.
Gambaran Hujan sebagai Latar: Penyair menggunakan hujan sebagai latar belakang untuk menggambarkan suasana yang suram dan muram. Hujan yang tak kunjung berhenti menjadi metafora bagi ketidakpastian atau kesedihan yang mungkin dirasakan oleh tokoh utama.
Perasaan Kesendirian: Melalui gambaran merpati yang terbang sendiri dalam hujan, penyair menciptakan suasana kesendirian yang kuat. Merpati yang terbang sendiri mewakili keadaan tokoh utama yang merasa sendirian dalam perjalanannya.
Kerinduan dan Pencarian Arti: Penyair menunjukkan rasa kerinduan dan pencarian akan sesuatu yang mungkin hilang atau belum ditemukan. Tokoh utama bertanya-tanya tentang alasan merpati terbang sendiri, apakah mencari kabar kekasih atau sekadar ingin kembali. Hal ini mencerminkan rasa kehilangan atau kerinduan yang mungkin dirasakan oleh tokoh utama.
Harapan dan Tunggu yang Panjang: Dalam baris terakhir, penyair mengungkapkan bahwa tokoh utama telah menunggu "seumur hujan." Ini menunjukkan betapa lama dan sabarnya tokoh utama menanti sesuatu yang mungkin tidak pasti. Ada rasa harapan yang kuat meskipun kepastian tentang apa yang sedang ditunggu masih samar.
Penggunaan Bahasa yang Sederhana Namun Padat: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana namun padat untuk menyampaikan emosi dan gambaran dalam puisi ini. Setiap kata dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan suasana yang tepat dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan.
Puisi "Pulang" karya Radhar Panca Dahana adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kesendirian, kerinduan, dan harapan dalam suasana hujan. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang sederhana namun padat, penyair berhasil mengekspresikan kompleksitas emosi tokoh utama dalam mencari arti dan tujuan dalam perjalanannya.
Karya: Radhar Panca Dahana
Biodata Radhar Panca Dahana:
- Radhar Panca Dahana lahir pada tanggal 26 Maret 1965 di Jakarta.
- Radhar Panca Dahana meninggal dunia pada tanggal 22 April 2021 di Jakarta.
- Selain puisi, Radhar Panca Dahana juga menulis esai, cerpen, novelet, dan naskah drama.