Menunggu Ayah
Kecipir tumbuh di pagar, belimbing manis
di tangan gadis. Langit sore turun di dahan,
pohon manggis memanggil angin.
Ada capung bersayap emas, terbang serentak
dari ujung rumputan. Ilalang berbisik meniupkan sunyi,
pada telapak gadis yang kini menangis.
"Pakailah sandalmu, sayang,
sebelum ayahmu pulang."
Ia menatap ke kejauhan, sayap elang mengitari padang,
menembus bukit di atas awan
mencari mangsa yang kesepian.
"Apakah elang jantan selalu terbang
tak pernah pulang?"
Langit sore kini temaram,
gadis melangkah menuju malam.
Ilalang berbisik bersama dahan,
memandang gadis di ujung jalan.
Singkawang, 2016
Sumber: Kompas (25 Juni 2016)
Analisis Puisi:
Puisi "Menunggu Ayah" karya Hanna Fransisca adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kehilangan, harapan, dan kerinduan seorang anak yang menanti kehadiran ayahnya.
Gambaran Alam: Puisi ini dimulai deskripsi dengan gambaran alam yang indah, dengan kecemerlangan kehidupan di sekitar gadis tersebut. Kecipir, belimbing, langit sore, pohon manggis, capung, dan ilalang, semuanya memberikan nuansa alam yang damai dan tenang.
Simbolisme: Simbolisme yang kuat digunakan dalam puisi ini, seperti kehadiran elang yang melambangkan kekuatan dan kebebasan, tetapi juga kesepian yang dialami oleh sang anak. Elang juga bisa mewakili sosok ayah yang bekerja keras, tangguh, dan menjaga keluarga.
Rasa Kerinduan dan Kehilangan: Gadis dalam puisi ini menanti dengan rasa kerinduan yang mendalam, namun juga kehilangan yang terasa di dalam hatinya. Dia menunggu dengan harapan untuk bertemu ayahnya, tetapi juga dengan kecemasan akan ketidakpastian dan keresahan tentang kapan dia akan pulang.
Pertanyaan Hati: Pertanyaan yang diajukan oleh gadis ke langit tentang elang jantan yang selalu terbang tanpa pernah pulang, menggambarkan ketidakpastian dan kegelisahan dalam hatinya. Hal ini mencerminkan rasa kehilangan dan kebutuhan akan kehadiran ayah yang tak tergantikan.
Atmosfer Malam: Puisi ini berakhir dengan atmosfer malam yang gelap, menciptakan perasaan kesepian dan ketidakpastian yang lebih dalam. Gadis itu melangkah maju menuju kegelapan dengan harapan dan kerinduan yang tak terucapkan.
Secara keseluruhan, puisi "Menunggu Ayah" adalah sebuah puisi yang menggambarkan dengan indah perasaan seorang anak yang menunggu kehadiran dan kasih sayang seorang ayah. Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional sang anak di tengah alam yang tenang namun penuh kekosongan.
Karya: Hanna Fransisca
Biodata Hanna Fransisca:
- Hanna Fransisca lahir pada tanggal 30 Mei 1979 di Singkawang, Kalimantan Barat.