Malam di Beirut
Perempuan berkerudung hitam
Menahan angin di dinginnya kota Beirut
Masihkah bisa kau ceritakan
Kampung halaman yang dibumihanguskan
Kami tak pernah tahu
Bagaimana merawat kenangan
yang tercipta dari igauan dan tangisan
Seorang anak perempuan terdiam
Wajahnya lebih muram dari temaram taman
Berlari menuju kerumunan
Suaranya hilang ditelan klakson
Kesedihan menjelma tubuh lain
Berpindah ke kafe-kafe
Memadati ruang-ruang pertemuan
Menyesaki tenda-tenda pengungsian
2018
Sumber: Suara dari Pengungsian (2021)
Analisis Puisi:
Puisi "Malam di Beirut" karya Nissa Rengganis adalah sebuah karya yang menyentuh, mengeksplorasi tema-tema kehilangan, kesedihan, dan kehilangan identitas akibat perang.
Penggambaran Kota Beirut: Puisi ini membawa pembaca ke suasana malam di kota Beirut, yang digambarkan sebagai dingin dan berangin. Kota ini dipenuhi dengan kesedihan dan kerumunan orang yang mencoba bertahan hidup di tengah-tengah kehancuran dan kekacauan.
Metafora Perempuan Berkerudung Hitam: Perempuan berkerudung hitam dalam puisi ini mewakili kesedihan, kehilangan, dan kehancuran akibat perang. Mereka menjadi simbol ketahanan dan kegigihan di tengah-tengah penderitaan yang melanda.
Kehilangan Identitas dan Kenangan: Puisi ini menyoroti ketidakmampuan untuk merawat kenangan dan mengenang masa lalu yang terbakar oleh perang. Anak perempuan yang terdiam dan muram menandakan kehilangan dan kebingungan dalam menghadapi kehancuran kampung halaman.
Klakson dan Suara yang Hilang: Klakson yang menelan suara anak perempuan menggambarkan kekacauan dan kebingungan yang melanda di tengah-tengah kehancuran. Suara-suara yang hilang dan kehilangan identitas menjadi tema yang berulang dalam puisi ini.
Kesedihan yang Menyebar: Kesedihan yang dijelaskan dalam puisi ini tidak hanya dirasakan oleh individu-individu, tetapi juga menyebar ke seluruh kota, memenuhi ruang-ruang pertemuan dan tenda-tenda pengungsian. Hal ini menunjukkan dampak yang meresahkan dan meresap dari perang terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Puisi "Malam di Beirut" menggambarkan suasana malam yang gelap dan penuh kesedihan di kota yang terkena dampak perang. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan metafora yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kehancuran, kehilangan identitas, dan kepedihan yang dialami oleh individu dan masyarakat yang terdampak oleh konflik.
Karya: Nissa Rengganis
Biodata Nissa Rengganis:
- Nissa Rengganis lahir pada tanggal 8 September 1988 di Cirebon.