Puisi: Kudengar Sunyi (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Kudengar Sunyi" karya Yudhistira A.N.M. Massardi mengajak pembaca untuk merenungkan arti cinta, kebahagiaan, dan pertumbuhan dalam kehidupan ..
Kudengar Sunyi

Kudengar sunyi meneteskan air mata di atas bantal, memohon agar daun jendela
dibukakan, kegelapan ditidurkan di depan tungku, menyalakan Cinta.

Kudengar nyanyian Cinta menyinari sepuluh jemari, memohon kedua tangan
direntangkan, agar bisa memeluk purnama di pangkuanmu.

Kudengar benih-benih di ladang merangkai tanah dan akar, agar kehidupan
menumbuhkan batang dan ranting sehingga dedaunan bisa menyelimutkan cahaya
matahari kepada bunga: menerbitkan benih-benih Bahagia.

Bekasi, April 2022

Sumber: Pikiran Rakyat  (11 Juni 2022)

Analisis Puisi:

Puisi "Kudengar Sunyi" karya Yudhistira A.N.M. Massardi adalah sebuah karya yang sarat dengan gambaran alam dan emosi manusia.

Metafora Alam: Puisi ini menggunakan metafora alam seperti air mata, daun, kegelapan, purnama, tanah, akar, batang, ranting, dedaunan, cahaya matahari, dan bunga untuk menggambarkan berbagai aspek kehidupan dan emosi manusia. Alam digambarkan sebagai bagian dari proses kehidupan dan pertumbuhan, serta sebagai simbol keberlangsungan dan harapan.

Ekspresi Emosional: Melalui gambaran sunyi yang meneteskan air mata dan nyanyian cinta yang menyinari sepuluh jemari, puisi ini mengekspresikan kerinduan, kebutuhan, dan harapan manusia akan cinta dan kebahagiaan. Ada ungkapan kerinduan untuk diberi cahaya dalam kegelapan dan untuk memeluk purnama, menandakan keinginan untuk kedamaian dan kehangatan.

Simbolisme Bahagia: Benih yang merangkai tanah dan akar, menumbuhkan batang dan ranting, serta dedaunan yang menyelimuti cahaya matahari kepada bunga, melambangkan proses pertumbuhan dan perkembangan menuju kebahagiaan. Bahagia dalam puisi ini diwakili oleh keindahan alam dan siklus kehidupan yang terus berlanjut.

Rasa Ketenangan dan Keberlangsungan: Puisi ini menggambarkan rasa ketenangan dan keberlangsungan melalui hubungan manusia dengan alam. Ada perasaan damai dan keindahan dalam menyaksikan siklus alam yang terus berputar, memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik dan penuh cahaya.

Penekanan pada Cinta dan Kebahagiaan: Puisi ini menekankan pentingnya cinta dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Melalui metafora alam dan ekspresi emosional, puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya mencintai dan dicintai, serta menemukan kebahagiaan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

Puisi "Kudengar Sunyi" karya Yudhistira A.N.M. Massardi adalah sebuah karya yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan dengan diri mereka sendiri. Dengan menggunakan gambaran alam dan ekspresi emosional, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti cinta, kebahagiaan, dan pertumbuhan dalam kehidupan manusia.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Kudengar Sunyi
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi:
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Arah PulangSudah terlalu jauhKaki ini melangkah hilang arahSampai tak kuasa lagiMenopangkan tubuh tuk terus melangkahDi situ aku terus mengingat-MuKulangkahkan kaki menuju surauGun…
  • Tajuk MahkotaTerpikat sosok adiwangsaParas karismatikGagah perkasa Tegah bergasBerperingai lemah lembutBertutur kata baikKepermaian pelupuk mata Yang tiada taraSenyum sim…
  • Rumah Bukan PelukanDi atas langit rindu mengumpal bersama awanPerjalanan membawaku ke tempat jauhTak ada petualangan lain yang ingin kutempuhSelain akhirnya pulang padamu dengan pe…
  • MalamAku malamMemberi begitu banyak perhatianMemberi mereka pelukan nyamanMemberi ruang untuk mereka berceritaMemberi ketenangan untuk mereka yang laraAku malamSelalu mendengar sua…
  • Metropolis OrangTeman baru, sekolah baru, lingkungan baruSemuanya baruTak mudah bagiku untuk beradaptasiTak banyak yang kukenalTak banyak yang berbincangButa segalanyaGagap, gundah…
  • SemestaSang surya mulai tenggelamKini bulan menggantikannya bersinarSemesta begitu sunyi malam iniMembuat suara di kepalaTerdengar berisik amat jelasHai semestaBiarkan aku beristir…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.