Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Kesendirian (Karya Faizul Mufid)

Puisi "Kesendirian" menggambarkan realitas pahit dari kehidupan yang serba sibuk namun penuh dengan ketidaknyamanan emosional dan kekosongan hubungan.

Kesendirian


Di siang hari, sendiri 'ku berada
Gelap rumah, cahaya pun tertiup angin
Ayah dan ibu di ladang, terhanyut dalam lahan
Kakak di sana, bermain tanpa memandang

Kekosongan melingkupi, di dalam dinding sunyi
Suara sendu langit, menyapa sepi di hati
Aku, yang hanya saksi di ruang gelap
Menatap jendela, merenungi takdir yang rapuh

Kedua orang tua, bekerja sepanjang hari
Ladang menjadi saksi, keringat yang menetes
Namun, di rumah, senja tak membawa cerita
Hanya bayang-bayang yang merayap di dinding

Kakak, tak ingin bersua di lapangan
Entah, apakah aku buatnya malu
Mungkin, di mataku, terlalu rendah diri
Sehingga, bermain bersama tak lagi nyata

Gelapnya rumah, mencerminkan hati yang sunyi
Aku mencari, namun tak kutemukan
Cahaya persahabatan yang tulus
Di siang hari yang terasa berkepanjangan

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Kesendirian" karya Faizul Mufid menciptakan gambaran tentang perasaan kesepian dan hampa di tengah-tengah keluarga dan lingkungan.

Gambaran Keadaan Fisik dan Emosional: Puisi ini dibuka dengan deskripsi keadaan fisik di siang hari yang tampak sepi dan hampa. Rumah yang gelap, angin yang bertiup, dan kekosongan menciptakan atmosfer kesendirian yang melingkupi karakter utama. Hal ini mencerminkan kondisi emosional yang kosong dan sepi di dalam hati sang penyair.

Kehilangan Interaksi Sosial: Penyair menggambarkan bagaimana setiap anggota keluarga sibuk dengan aktivitas masing-masing, meninggalkan karakter utama merasa terpinggirkan dan kesepian. Kakak yang tidak ingin bersua, orang tua yang sibuk di ladang, menciptakan rasa terasing dan kesendirian.

Rumah Sebagai Tempat Kegelapan: Gambaran rumah yang gelap dan sendu menciptakan simbolisme tentang ketidaknyamanan dan hampa dalam hati sang penyair. Rumah seharusnya menjadi tempat kedamaian dan kehangatan, namun dalam puisi ini, rumah menjadi representasi kesepian dan ketidaknyamanan.

Penatapan Pada Jendela dan Senja: Penyair menggambarkan sang penyair menatap jendela, merenungi takdir yang rapuh. Jendela dan senja menjadi simbol refleksi diri dan kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Pencarian cahaya persahabatan yang tulus menunjukkan kerinduan akan hubungan sosial yang dapat mengisi kekosongan.

Bekerja Keras Namun Tetap Kesepian: Meskipun orang tua bekerja keras di ladang, keadaan rumah tetap kesepian dan hampa. Puisi ini menciptakan perasaan kesendirian yang tidak terpecahkan meskipun keberhasilan fisik dalam bekerja.

Secara keseluruhan, puisi "Kesendirian" menggambarkan realitas pahit dari kehidupan yang serba sibuk namun penuh dengan ketidaknyamanan emosional dan kekosongan hubungan. Puisi ini membangkitkan pertanyaan tentang arti kehidupan keluarga dan makna interaksi sosial yang sejati.

Faizul Mufid
Puisi: Kesendirian
Karya: Faizul Mufid

Biodata Faizul Mufid:
  • Faizul Mufid lahir pada tanggal 5 April 2005.
© Sepenuhnya. All rights reserved.