Jadi Sungai Saja
aku jadi sungai saja, mak
mengalir manis di pingir ladang
melepas pasungan rindu pada wangi lumpur petani
anyir sampan nelayan
kecipak sayap angsa-angsa mandi
kincir-kincir pun berputar pasti
rusa dan singa singgah teguk aku tanpa ragu
aku jadi sungai saja
mak! demi tiga lapis selaput tipis
pendinding rahimmu yang damai
kirimlah surat pada halilintar
suruh ia memecah mendung
aku akan membelah bumi
meredam luka-luka penghuninya
hanyutkan bunga-bunga perkabungan
bangkai-bangkai prahara
dan bila hujan telah turun
katakan pada derai-derainya:
aku ke laut mengikis tebing
menampar batu-batu berlumut
aku ingin asin
seperti airmata
Sungai Naniang, Oktober 2000
Sumber: Air Tulang Ibu (2012)
Analisis Puisi:
Puisi "Jadi Sungai Saja" karya Zelfeni Wimra menciptakan gambaran metaforis tentang kehidupan dan peran serta alam dalam pengalaman manusia.
Metafora Sungai sebagai Kehidupan: Penyair menggunakan sungai sebagai metafora kehidupan manusia. Sungai melambangkan aliran waktu, perjalanan hidup, dan pengalaman yang terus mengalir. Dengan mengalir di pinggir ladang, sungai menjadi saksi bagi kehidupan sehari-hari, mengalir melewati segala situasi dan peristiwa.
Hubungan dengan Alam: Puisi ini memperlihatkan hubungan erat antara manusia dengan alam. Bau lumpur, anyir sampan, dan kecipak sayap angsa menggambarkan kehidupan pedesaan dan aktivitas sehari-hari yang terjadi di sekitar sungai. Alam menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Simbolisme dan Permohonan: Dalam puisi ini, terdapat permohonan terhadap alam, terutama melalui metafora "halilintar" dan "mendung". Penyair menggambarkan sungai sebagai elemen yang melindungi dan menenangkan, serta sebagai penyeimbang ketika alam menghadapi kemarahan. Ini mencerminkan kebutuhan manusia akan kedamaian dan perlindungan dari kekuatan alam.
Pencarian Makna dan Keinginan untuk Bertahan: Penyair menyiratkan pencarian makna hidup dan keinginan untuk bertahan di tengah tantangan melalui sungai yang ingin "meredam luka-luka penghuninya". Sungai sebagai simbol ketahanan dan kekuatan, menunjukkan kemampuan alam untuk menyembuhkan dan mengalirkan kehidupan.
Kekuatan Emosi dan Kehendak untuk Bertahan: Puisi ini juga mengekspresikan kekuatan emosi dan kehendak untuk bertahan. Permintaan sungai untuk menjadi "asin seperti airmata" menggambarkan keinginan untuk tetap kuat dan tegar meskipun mengalami kepahitan dan kesedihan.
Puisi "Jadi Sungai Saja" menghadirkan gambaran yang kuat tentang hubungan manusia dengan alam, perjalanan hidup, dan kehendak untuk bertahan di tengah cobaan. Melalui metafora sungai, penyair membangun narasi yang mendalam tentang kekuatan, kebijaksanaan, dan keindahan alam serta peranannya dalam kehidupan manusia.
Karya: Zelfeni Wimra
Biodata Zelfeni Wimra:
- Zelfeni Wimra lahir pada tanggal 5 Oktober 1979 di Sungai Naniang, Luak Limopuluah Koto Minangkabau, Sumatra Barat.