Puisi: Doa Para Pelaut yang Tabah (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Doa Para Pelaut yang Tabah" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan semangat, ketabahan, dan pengabdian para pelaut dalam menjelajahi ...

Doa Para Pelaut yang Tabah


kami telah berjanji kepada Sejarah
untuk pantang menyerah.
bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
dengan perahu yang semakin mengeras
oleh air laut.
selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan,
yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
barangkali akan segera memutih rambut kami ini,
satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung
serta kemudi
menggantikan kami
kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta
majapahit
mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis,
sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
untuk menundukkan lautan.
laut yang diam adalah sahabat kami,
dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan
adalah alasan yang paling baik
untuk menguji kesetiaan dan bakti kami
padaMu.
barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya,
yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia
segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan
perjalanan yang belum selesai ini.
biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan,
untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas
di lautan.

Sumber: Angkatan '66 (1968)

Analisis Puisi:

Puisi "Doa Para Pelaut yang Tabah" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan semangat, ketabahan, dan pengabdian para pelaut dalam menjelajahi lautan yang luas.

Semangat dan Ketabahan: Puisi ini mencerminkan semangat dan ketabahan para pelaut yang tak kenal lelah dalam mengarungi lautan yang luas. Mereka telah berjanji untuk tidak pernah menyerah, meskipun menghadapi tantangan yang berat dan mengancam nyawa.

Kesetiaan pada Sejarah: Para pelaut di dalam puisi ini merasa terikat oleh sejarah dan tradisi pelayaran nenek moyang mereka. Mereka menghayati peran mereka dalam meneruskan warisan pelayaran yang kaya dari masa ke masa.

Pengabdian pada Lautan: Lautan di dalam puisi ini bukan hanya sekadar medan pengarungan, tetapi juga menjadi sahabat dan penantang bagi para pelaut. Mereka melihat lautan sebagai bagian dari hidup mereka yang harus ditaklukkan dengan kesetiaan dan pengabdian.

Pengorbanan dan Kebanggaan: Para pelaut siap mengorbankan segalanya demi melanjutkan perjalanan mereka, bahkan jika itu berarti menghadapi bahaya dan kematian. Mereka bangga menjadi bagian dari sejarah maritim bangsa, dan bersumpah untuk meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di lautan.

Bahasa dan Gaya Sastra: Sapardi Djoko Damono menggunakan bahasa yang kuat dan gamblang dalam puisi ini. Gaya sastra yang sederhana namun penuh makna menggambarkan kekuatan dan keperkasaan para pelaut dalam mengarungi lautan.

Puisi "Doa Para Pelaut yang Tabah" karya Sapardi Djoko Damono adalah penghormatan terhadap semangat dan ketabahan para pelaut yang mengarungi lautan demi mencari penghidupan dan menjaga tradisi maritim bangsa. Dengan bahasa yang kuat dan penuh penghayatan, puisi ini membangkitkan rasa kebanggaan dan kehormatan terhadap profesi pelaut serta warisan sejarah maritim Indonesia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Doa Para Pelaut yang Tabah
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Doa Tiba-tiba kota seperti mati sunyi Pohon ikut diam dan langit berkabut Tak dia temukan catatan di rongga dada selain doa sunyi yang baru saj…
  • DoaDemi malamAku seorang yang sedang tertidurTilam duri dan kesepian sendaDemi malamMana bintang mana cahayaGadis jelita lagi tertawaDemi malamMana, kepastian baruKepala ini rinduk…
  • Doa Bayang-Bayang Jadikan bayangku pada tembok persis lekuk tubuhku agar aku mudah mengukurnya Lukiskan wajahku pada cermin persis wajahku …
  • Doa Bukit-bukit di hatiku Ditumbuhi semak-semak berduri Tak lagi bertunas Tak lagi berbunga Tuhan, ulurkan tangan-Mu.Analisis Puisi:Puisi "Do…
  • Doa (I) rasa tak berdaya juga yang terasa du aduh dia menikam dalam upaya ya rabbi kukuhkan padaku taqwa! 1975 Doa (II) Alhamdulillah Sedikit si…
  • Doaku Slalu tersedu panggil memanggil slalu Tuhan duniaku hanya kata sambil pejam mata Tuhanku hanya segala punya-Mu melalu slalu m…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.