Di Sungai Siak
tak peduli aku siapa pun engkau
sebab telah kubenamkan jiwamu
di dasar sungai siak
yang menyedot kisah kasih
tempat cerita timbul tenggelam
berkecipak di antara kedalaman idam
matamu akan menjelma jadi daun rengas
tekun menatap arus waktu
hilir mudik nasib yang mengapung
sebelum kiambang bertaup
dilewati tongkang berdayung loba
begitulah akhirnya engkau pun tahu
bagai air pasang
betapa deritaku tak pernah surut
akan kaujulurkan kakimu panjang
bersangga pada tebing ketika petang
lalu udang yang berkulit bimbang
setelah diburu merkuri dan zat besi
menganggap tungkaimu sebagai pancang
di situ tertambat selaksa sayang
harapan yang kuyup oleh kenang
rambutmu hitam menjurai
akan ditiup angin sampai menderai
engkau pun mengepangnya dalam syair
mengebatnya beriring dendang
yang di telinga nelayan
di pendengaran penduduk bertubuh sangsai
menjadi dodoi beratus tahun menghilir
ketika mantra dan pantun
justeru tercemar kata-kata
dalam gilingan pabrik tercabik-cabik
engkau ingin telanjang
dalam cium sejarah yang kalah
tapi hidup bukanlah sekedar keikhlasan
sebaliknya seperti asin dan tawar
membancuh rasa sepanjang alur
singgah di lidahmu terkecap payau
hiba yang tiba-tiba beriak
dipukul gelombang yang diciptakan sampah
tak peduli aku siapa pun engkau
sebab telah kubenamkan jiwamu
di dasar sungai siak
yang menyedot kisah kasih
tempat cerita timbul tenggelam
berkecipak di antara kedalaman idam
sekedar engkau paham
aku tak pernah merasa sia-sia
Sumber: Tersebab Aku Melayu (Buku Sajak Penggal Kedua, 2010)
Analisis Puisi:
Puisi "Di Sungai Siak" karya Taufik Ikram Jamil mengeksplorasi tema-tema alam, kehidupan, dan kebersamaan dengan menggunakan sungai sebagai metafora kehidupan yang mengalir.
Metafora Sungai Siak: Sungai Siak digunakan sebagai metafora kehidupan, yang mengalir dengan kisah-kisah kasih, cerita, dan pengalaman manusia. Sungai Siak bukan hanya sebuah tempat fisik, tetapi juga sebuah simbol yang memuat perjalanan hidup, keberanian, dan keberanian untuk menghadapi tantangan.
Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini menyoroti hubungan manusia dengan alam secara mendalam. Penyair mengeksplorasi bagaimana alam dapat menjadi saksi dari pengalaman manusia, menyaksikan kisah cinta, kesedihan, dan kebahagiaan yang terjadi di sepanjang sungai.
Imaji Alam yang Kuat: Dalam puisi ini, alam digambarkan dengan imaji yang kuat, seperti daun rengas, arus sungai, udang, dan angin. Ini menciptakan suasana yang kaya dan memberikan kedalaman pada tema-tema yang dijelajahi dalam puisi.
Keberanian dan Keikhlasan: Penyair mengeksplorasi tema keberanian dan keikhlasan dalam menghadapi hidup. Meskipun hidup sering kali penuh dengan penderitaan dan kekecewaan, ada kekuatan yang ditemukan dalam keberanian untuk tetap tegar dan menjalani hidup dengan penuh arti.
Kekuatan Perasaan dan Emosi: Puisi ini sarat dengan perasaan dan emosi yang mendalam, dari kesedihan dan kehilangan hingga harapan dan keberanian. Penyair menangkap berbagai nuansa perasaan manusia dengan indah dan memikat.
Ketegasan Identitas: Puisi ini menegaskan bahwa identitas seseorang tidak tergantung pada latar belakang atau status sosialnya. Sebaliknya, identitas sejati seseorang dapat ditemukan di dalam dirinya sendiri dan dalam hubungannya dengan alam dan lingkungannya.
Puisi "Di Sungai Siak" adalah karya yang penuh makna dan mendalam, mengeksplorasi tema-tema universal tentang kehidupan, alam, dan kemanusiaan. Melalui imaji yang kuat dan kekuatan emosionalnya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti hidup dan hubungan manusia dengan alam.
Karya: Taufik Ikram Jamil
Biodata Taufik Ikram Jamil:
- Taufik Ikram Jamil lahir pada tanggal 19 September 1963 di Bengkalis, Riau, Indonesia.