Di Selatan Lebanon
Di setiap restoran
Hanya tersedia menu harapan
bisakah kami memesan kepastian?
Kami lapar
Sudah lama tak mereguk senyuman
Sudah rindu menyantap keceriaan
Di setiap restoran
Hanya tersedia menu kenangan
Tapi tak pernah mengenyangkan
bisakah kami memesan masa depan?
Menu di restoran
Diperas dari air mata
Dihidangkan dengan lapar menganga
Tapi tak cukup dibayar dengan doa
2018
Sumber: Suara dari Pengungsian (2021)
Analisis Puisi:
Puisi "Di Selatan Lebanon" karya Nissa Rengganis merupakan refleksi tentang harapan, keinginan, dan kekecewaan dalam hidup, dengan menggunakan gambaran restoran sebagai metafora bagi perjalanan manusia.
Metafora Restoran: Restoran dalam puisi ini mewakili kehidupan, di mana setiap "menu" yang disajikan merupakan simbol dari pilihan dan pengalaman yang tersedia bagi manusia. Meskipun ada harapan, kenangan, dan keinginan untuk masa depan, namun kenyataannya, restoran itu tidak mampu memberikan kepuasan yang diharapkan.
Menu Harapan dan Kenangan: Dalam restoran kehidupan, hanya ada "menu harapan" dan "menu kenangan". Harapan mewakili aspirasi untuk masa depan yang lebih baik, sementara kenangan merupakan pengalaman masa lalu yang kadang memilukan. Meskipun keduanya ada, mereka tidak dapat sepenuhnya mengenyangkan atau memuaskan jiwa yang lapar.
Kelaparan Emosional: Ketika dikatakan bahwa "kami lapar" dalam puisi, itu mencerminkan kelaparan emosional dan kebutuhan akan kebahagiaan serta keceriaan dalam hidup. Rindu akan senyuman dan keceriaan mencerminkan kekosongan yang dirasakan oleh manusia di tengah-tengah kehidupan yang keras.
Permintaan akan Kepastian dan Masa Depan: Puisi ini mengekspresikan keinginan manusia untuk memiliki kepastian dan kontrol atas masa depan mereka. Tapi, seperti halnya restoran yang tidak dapat memenuhi permintaan ini, kehidupan juga seringkali tidak memberikan jaminan atau jawaban yang pasti.
Air Mata, Lapar, dan Doa: Menu di restoran ini diisi dengan "air mata" dan "lapar menganga", menunjukkan bahwa pengalaman hidup seringkali penuh dengan kesedihan dan kekurangan. Meskipun doa-doa terucap, namun kadang-kadang mereka tidak cukup untuk membayar harga kehidupan yang keras.
Puisi "Di Selatan Lebanon" adalah karya yang menyentuh tentang keinginan, kekecewaan, dan keinginan manusia dalam menghadapi hidup. Dengan menggunakan metafora restoran, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kehidupan, harapan, dan realitas yang sering kali tidak sesuai dengan ekspektasi.
Karya: Nissa Rengganis
Biodata Nissa Rengganis:
- Nissa Rengganis lahir pada tanggal 8 September 1988 di Cirebon.