Bisa mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi tentunya adalah cita-cita hampir setiap pelajar di Indonesia. Apalagi bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) ternama. Ketatnya persaingan masuk PTN salah satunya disebabkan PTN dianggap memiliki kualitas lebih baik dengan biaya yang lebih murah. Citra masyarakat pun demikian, menganggap mahasiswa PTN memiliki kelebihan tersendiri sebab sulitnya persaingan untuk lolos seleksi saat ini.
Hari demi hari persaingan masuk ke PTN makin ketat saja. Data tahun 2023 menunjukkan dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) atau jalur undangan, jumlah peserta SNBP sebanyak adalah 663.181. Namun, jumlah peserta yang lolos jalur ini kurang dari seperempatnya, yaitu 143.805 peserta saja yang diterima.
Memang jalur SNBP ini adalah jalur masuk pertama para pelajar di Indonesia. Dinyatakan diterima paling awal, tidak perlu ujian, dan uang pangkal pun gratis. Sayangnya, tidak semua siswa kelas XII bisa mengikuti seleksi ini. Hanya siswa terpilih (eligible) saja yang bisa mendaftar jalur SNBP ini.
Namun, tenang saja, masih ada jalur berikutnya, yaitu Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SBNT) atau jalur ujian. Di jalur ini, bukan hanya siswa kelas XII yang bisa mendaftar, bahkan siswa gapyear dua tahun terakhir juga bisa ikut serta dalam SNBT ini. Secara keseluruhan, jumlah peserta SNBT tahun 2023 adalah 803.852 orang dengan angka kelulusan hanya 27.77% saja.
Dilansir dari laman resmi Kompas, pendaftaran seleksi SNBP 2024 sendiri akan dibuka pada tanggal 14-26 Februari 2024 dan hasilnya akan diumumkan pada 26 Maret 2024. Sementara untuk jalur SNBT pendaftaran akan dibuka dari tanggal 21 Maret 2024 hingga 5 April 2024.
Ujian SNBT 2024 akan dilaksanakan dua gelombang, gelombang pertama tanggal 2-7 Mei 2024 dan gelombang kedua tanggal 14-20 Mei 2024 Hasil SNBT akan diumumkan pada tanggal 13 Juni 2024.
Calon mahasiswa baru 2024 tentunya perlu melakukan sejumlah persiapan sebelum berperang dalam seleksi masuk PTN 2024. Untuk bisa lolos seleksi, apa saja yang perlu dipersiapkan? Ini dia lima hal yang perlu dipersiapkan calon mahasiswa baru 2024 sebelum seleksi di SNBP dan SNBT.
1. Pahami Dulu Peraturan dan Sistem Penilaian Seleksinya
Langkah pertama persiapan seleksi masuk PTN adalah memahami peraturan dan sistem penilaiannya. Calon mahasiswa baru harus update info, nih, sebab peraturan seleksi masuk PTN bisa saja mengalami perubahan tiap tahunnya, loh.
Beberapa peraturan yang harus dipahami adalah berapa jurusan yang boleh dipilih, bagaimana aturan pemilihan jurusannya, dan konsekuensi seleksinya. Peraturan seperti ini penting banget diketahui oleh kalian calon mahasiswa baru. Sebab, jika tidak, nantinya akan merugikan diri kalian sendiri. Misalnya, jika kalian telah dinyatakan lolos SNBP, kalian tidak diperbolehkan mendaftar SNBT dan jalur mandiri. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan bagi kalian ketika memilih PTN dan jurusannya.
Selain peraturan, sistem penilaian seleksi juga penting untuk dipahami. Untuk bisa lolos seleksi, tentunya, harus paham terlebih dahulu bagaimana sistem penilaian seleksinya. Misalnya, dalam SNBP, nilai rapor dan track record alumni akan berpengaruh ke hasil SNBP. Sementara dalam SNBT, dilakukan pembobotan subtes. Hal-hal seperti ini penting untuk diketahui calon mahasiswa untuk bisa lolos seleksi masuk PTN.
2. Menentukan PTN Incaran dan Cari Tahu Jurusan yang Akan Dipilih
Setelah kalian memahami peraturan dan sistem penilaian seleksinya, langkah selanjutnya adalah mencari PTN dan prodi incaran. Kalian perlu mendiskusikannya dengan orang tua atau teman kalian.
Hal yang perlu dipertimbangkan misalnya adalah lokasi PTN, akreditasi PTN dan jurusannya, keketatan jurusan, prospek kerja, dan minat kalian kepada jurusan tersebut.Penting untuk kalian pertimbangan masalah ini. Jangan sampai nantinya kalian merasa salah jurusan dan merasa kesulitan untuk survive kuliah di prodi tersebut.
Masalah yang sering kali dihadapi calon mahasiswa baru adalah adanya perbedaan pendapat dengan orang tua mengenai jurusan yang akan diambil. Masalah-masalah seperti ini perlu didiskusikan sebelum pada akhirnya mendaftar seleksi. Faktor seperti minat dan bakat, biaya, dan prospek kerja perlu dipertimbangkan untuk menyelesaikan masalah ini.
3. Belajar, Berdoa, Berhasil
Kalau ini, ya, memang wajib hukumnya. Kalian perlu memaksimalkan belajar, berdoa, agar kemudian kalian bisa berhasil. Jika kalian menjadi siswa eligible, tidak ada salahnya kalian juga mempersiapkan belajar SNBT. Untuk antisipasi saja sebab jalur SNBP kelulusannya memang sangat sulit ditebak. Bahkan, sampai ada yang mengatakan jalur SNBP adalah jalur gaib.
Untuk mempersiapkan diri di SNBT, kalian bisa melihat contoh soal di laman resmi SNPMB. Selain itu, kini telah tersedia banyak platform yang bisa membantu untuk mempersiapkan diri di SNBT. Jangan lupa kalian perlu mencari teman-teman ambis yang bisa memacu semangat belajar kalian.
Hal yang sangat penting ketika belajar untuk SNBT adalah tryout rutin. Di media sosial, ada banyak sekali tryout yang bisa kalian coba untuk mengukur sejauh mana kemampuan kalian dalam mengeksekusi soal-soal. Dengan begitu, kalian akan terbiasa mengerjakan soal dan bisa mengukur seberapa matang persiapan belajar kalian untuk SNBT.
4. Kurangi Hal-Hal yang Tidak Bermanfaat
Hal-hal yang sekiranya mengganggu persiapan kalian untuk menjadi MABA perlu kalian singkirkan dulu jauh-jauh. Misalnya adalah game online. Demi masa depan, kalian singkirkan dulu game online ketika sedang persiapan jadi MABA di PTN impian. Jangan sampai gara-gara game online, kalian menyesal tidak bisa kuliah di PTN incaran. Tentunya kalian tidak ingin kan itu terjadi.
5. Siapkan Rencana Cadangan
Back-up plan perlu dipersiapkan dengan baik. Kalian perlu memikirkan seandainya tidak lolos lantas harus bagaimana, rencana apa yang kalian siapkan. Seleksi masuk PTN ini bukan hanya persaingan siapa yang lebih unggul, melainkan juga persaingan mental dan keberanian. Untuk itu rencana cadangan perlu dipersiapkan dengan baik.
Biodata Penulis:
Ivan Wahyu Nugroho lahir pada tanggal 1 Oktober 2004 di Boyolali. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.