Puisi: Senjakala (Karya Walujati)

Senjakala

Diam menghitam pohon waru Lebar besar, rimbun tercantum Ta' lagi angin kedengaran lalu
Sepi hening 'alam memandang Kemerahan surya terbenam Ta' lagi terdengar burung berkicau
Tenanglah engkau, hati gelisah Keringlah engkau, mata yang basah Dengarlah, dengar, tabuh menghimbau

Sumber: Panca Raya (1 Agustus 1946)

Analisis Puisi:

Puisi "Senjakala" karya Walujati membawa pembaca ke momen senja yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan.

Deskripsi Alam Senja: Puisi ini diawali dengan deskripsi alam senja yang damai. Pohon waru yang menghitam, angin yang redup, dan heningnya alam menyajikan gambaran senja sebagai waktu yang tenang dan indah. Rimbunan pohon waru memberikan kesan kelebatan dan keberlimpahan alam.

Kemerahan Surya Terbenam: Puisi menyoroti momen kemerahan saat surya terbenam. Warna merah yang memancar menjadi simbol keindahan dan kehangatan senja. Surya terbenam dianggap sebagai puncak kecantikan alam sebelum kegelapan malam tiba.

Suasana Sepi dan Hening: Penggambaran suasana sepi dan hening menggambarkan ketenangan yang melingkupi alam senja. Keheningan itu sendiri diartikan sebagai keindahan yang tak terucapkan, memperkuat kesan damai dan reflektif.

Gelisah Hati yang Tenang: Meskipun terdapat ungkapan "hati gelisah" dalam puisi, namun suasana senja menciptakan kontras yang menenangkan. Mungkin, gelisah ini lebih terkait dengan perasaan internal yang ada dalam diri penyair.

Makna Kata "Senjakala": Judul puisi, "Senjakala", memiliki makna tersendiri. Senjakala adalah saat matahari sudah terbenam, dan ini menciptakan atmosfer senja yang tenang dan memasuki fase malam. Momen ini dapat diartikan sebagai akhir suatu periode dan persiapan untuk menghadapi kegelapan dan ketidakpastian yang mungkin terjadi.

Tabuhan sebagai Pemberi Pesan: Akhir puisi menekankan pada bunyi "tabuh yang menghimbau". Tabuhan di sini dapat diartikan sebagai pemanggil atau pemberi pesan. Mungkin, itu menjadi simbol atau metafora suara alam yang memberikan pesan atau arahan.

Puisi "Senjakala" adalah puisi yang menggambarkan keindahan alam senja, dengan deskripsi yang menawan dan perasaan tenang yang dihasilkan oleh suasana senja. Meskipun terdapat unsur gelisah, keseluruhan puisi menciptakan keseimbangan antara keindahan alam dan perasaan batin.

Puisi: Senjakala

Karya: Walujati

Biodata Walujati:

• Walujati lahir pada tanggal 5 Desember 1924 di Sukabumi.
• Nama sebelum menikah Louise Walujati Hatmoharsoio.
• Nama setelah menikah Walujati Supangat.