Puisi: Saat Sebelum Berangkat (Karya Kliwon Mansi)

Puisi "Saat Sebelum Berangkat" membawa pembaca melalui perjalanan emosional dari momen kebersamaan pagi hingga keheningan dan kehilangan di sore hari.
Saat Sebelum Berangkat


kita akhiri suara pertemuan
di mana para takziah berkerumunan kabar dan doa
di mana waktu sebagai tanda
pengiring jenazah, siap

membawa luka dan pertanyaan
baru saja pukul 08.00, ada kebersamaan
canda menyebar luas
dari kawan-kawan

di pukul 15.00, keberadaannya telah sunyi
tiada panggilan kata untuk aku
di pagi hari memampirkan dirinya
untuk keberangkatan bersama, ke sekolah

2024

Analisis Puisi:
Puisi "Saat Sebelum Berangkat" menciptakan suatu gambaran emosional tentang momen-momen sebelum keberangkatan seseorang, dengan menyoroti nuansa perpisahan dan kehilangan.

Pertemuan dan Takziah: Puisi ini dibuka dengan menyampaikan gambaran tentang "suara pertemuan" di mana takziah dan doa berkumpul. Momen ini menciptakan latar belakang atmosfer kehilangan dan duka yang melingkupi lingkungan. Penggunaan kata "takziah" menekankan rasa simpati dan kepedulian.

Waktu sebagai Tanda: Penggunaan waktu sebagai elemen pengiring jenazah menciptakan nuansa kepastian dan keterbatasan. Waktu menjadi tanda yang membawa luka dan pertanyaan, merujuk pada keterbatasan waktu yang dialami oleh setiap manusia.

Perubahan Suasana dari Pagi ke Sore: Puisi ini menciptakan perubahan suasana dari pagi hingga sore hari. Pagi hari diisi dengan "kebersamaan" dan "canda" dari teman-teman, yang kemudian berganti menjadi kesunyian di sore hari ketika keberadaan seseorang telah tiada. Ini menciptakan pergeseran emosi yang kuat.

Keberangkatan dan Perpisahan: Sentimen perpisahan dan keberangkatan ditonjolkan dalam perbandingan antara waktu pagi dan sore. Keberangkatan bersama ke sekolah menjadi momen terakhir yang memberikan kesan menyentuh. Pergeseran dari "canda" menuju "tiada panggilan kata" menunjukkan perasaan kehilangan yang mendalam.

Perguliran Waktu: Puisi ini menciptakan efek perjalanan waktu yang dramatis dengan merinci peristiwa yang terjadi pada pukul 08.00 dan kemudian pukul 15.00. Perubahan suasana dan keberadaan yang "telah sunyi" menciptakan rasa melankolis dan kekosongan.

Puisi "Saat Sebelum Berangkat" membawa pembaca melalui perjalanan emosional dari momen kebersamaan pagi hingga keheningan dan kehilangan di sore hari. Kliwon Mansi mampu menyajikan perasaan perpisahan dan keberangkatan dengan kata-kata yang sederhana namun kuat, menciptakan karya yang meresap dan mengena. Puisi ini berhasil menyentuh sisi-sisi emosional pembaca dan mengajak mereka merenung tentang arti dari perpisahan dan kehilangan dalam kehidupan.

Kliwon Mansi
Puisi: Saat Sebelum Berangkat
Karya: Kliwon Mansi

Biodata Kliwon Mansi:
  • Kliwon Mansi lahir pada tanggal 12 September 1995 di Bekasi. Sejak SDN-MAN tinggal Kebumen. Ia memiliki hobi membaca, menulis dan bermain catur.
  • Kliwon Mansi termasuk ke dalam 20 Besar Anugerah COMPETER 2024, yang pemenangnya akan diumumkan per 1 Januari 2024.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Waktumana lagi angka-angka yang menunjukkan sepidi saat hujan menemukan jalan, ada hatiberbentuk rindu, sewaktu pulang pukul sepuluhsemakin malam lupa membuatkan kabarmasing-masing…
  • Hurufyang aku baca malam-malamkisah dirimudalam menina bobokan tidurKebumen, 2 Desember 2023Analisis Puisi:Puisi "Huruf" karya Kliwon Mansi menggambarkan pengalaman pembaca yang te…
  • Atas Nama Menangperkenalkan nama puisiyang ditulis oleh sajak beraksara katabermata katadalam cintajangan lupa saling belajar mengeja nama keciluntuk membesarkan nama bes…
  • Rtelah aku eja namamudalam satu kisahialah hatiberbunyi cintaKebumen, 2 Desember 2023Analisis Puisi:Puisi "R" karya Kliwon Mansi membawa pembaca ke dalam pengalaman singkat yang pe…
  • Kaca Mataaku lempar sepasang kaca matauntuk mencuri wajahnyayang aduhai, lukisan wajah. Pesonamemekarkan hatiia yang berjilbab merah, memamerkan malunyaada kepala menundukkan rasai…
  • Satu Katadari mantan. "Tulislah namaku, dari ingatan"ada dan tiada. Masalalu berbicara, dengan lantang"Cukupkan saja harimu, untuk cerita. Agar waktu mencatatmudalam hati yang tena…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.