Puisi: Percakapan Teluk (Karya Yvonne de Fretes)

Puisi "Percakapan Teluk" adalah sebuah puisi yang sarat dengan makna dan misteri, mengeksplorasi perasaan dan kenangan yang meresapi ruang dan waktu.
Percakapan Teluk


Petang berhujan
Adakah yang tertinggal di kapal feri itu?
Ia tak tahu
Ia hanya kembali masuk dan ikuti iramanya
Poka - Galala
Teluk pun membisu
Mempertanyakan ruang dan waktu
Yang dipersembahkan semesta agung

Perempuan
Di perputaran waktu
Duduk di buritan
Mengunyah-ngunyah ruang

Apa yang akan terjadi di lapis kesekian
Dari rasa rindu pada masa remaja
Rumahtiga, hutan gandaria, kecipak dinding kole-kole
Sebuah percakapan di ambang malam
Ia lupa apa yang dikatakan saat-saat itu
Atau
Tak sepatah kata pun, mungkin

Perempuan
Di perputaran ruang
Duduk di buritan
Mengunyah-ngunyah waktu
Sebelum ditinggalkannya catatan singkat
Pada sebuah kertas usang bekas bungkus kacang
Dan ingin membisikkan sesuatu pada gambar Gong
Perdamaian
Di lembaran koran yang terbuka di pangkuannya

Damailah negriku
Senyumlah leluhurku

Perempuan
Di perputaran waktu
Duduk di buritan
Mengunyah-ngunyah ruang

Feri di Teluk Ambon, 2014

Sumber: Rahim Perempuan (Kantor Bahasa Maluku, 2019)

Analisis Puisi:
Puisi "Percakapan Teluk" adalah sebuah puisi yang sarat dengan makna dan misteri, mengeksplorasi perasaan dan kenangan yang meresapi ruang dan waktu.

Setting dan Atmosfer: Puisi ini dibuka dengan gambaran petang yang berhujan, menciptakan atmosfer melankolis yang menandakan perubahan suasana. Teluk yang membisu menciptakan suasana misteri dan pertanyaan tentang ruang dan waktu.

Irama dan Ritme: Penekanan pada irama dengan kata "Poka - Galala" memberikan kesan ritualistik dan tradisional, menciptakan sensasi perjalanan spiritual atau perubahan. Ritme ini menciptakan suasana meditatif yang mengundang pembaca untuk merenung.

Perempuan di Perputaran Waktu dan Ruang: Penggambaran perempuan yang "mengunyah-ngunyah ruang" mengeksplorasi tema perubahan dan transformasi. Perempuan ini menjadi simbol kebijaksanaan dan pengalaman yang berputar mengikuti alur waktu dan ruang.

Percakapan di Ambang Malam: Ungkapan "percakapan di ambang malam" membawa pembaca ke suasana rindu pada masa remaja, dengan referensi ke "rumahtiga, hutan gandaria, kecipak dinding kole-kole." Ini mengisyaratkan pada momen-momen indah yang telah terlewati.

Pesan Damai dan Perdamaian: Catatan singkat pada kertas bekas bungkus kacang yang berbicara tentang perdamaian dan ingin membisikkan sesuatu pada gambar Gong, menjadi sebuah elemen kunci yang memberikan pesan positif dan harapan akan kedamaian bagi tanah air.

Keseluruhan Pesan Puisi: Puisi ini membangun gambaran tentang perjalanan melalui waktu dan ruang, dengan perempuan sebagai pemandu yang mengunyah-ngunyah pengalaman. Pesan damai dan senyum leluhur mengakhiri puisi dengan sentuhan optimisme dan harapan.

Dengan penggunaan bahasa yang kaya dan gambaran yang kuat, Yvonne de Fretes berhasil menciptakan puisi yang mengajak pembaca merenung tentang perjalanan hidup, nostalgia, dan harapan akan perdamaian.

Yvonne de Fretes
Puisi: Percakapan Teluk
Karya: Yvonne de Fretes

Biodata Yvonne de Fretes:
  • Yvonne de Fretes lahir pada tanggal 10 Oktober 1947 di Singaraja, Bali.
© Sepenuhnya. All rights reserved.