Sumber: Rahim Perempuan (Kantor Bahasa Maluku, 2019)
Analisis Puisi:
Puisi "Kontradiksi" karya Yvonne de Fretes merangkum dalam dirinya keadaan laut yang senyap namun akrab dengan kesetiaan, dan mengeksplorasi kontradiksi di dalamnya.
Ketidakpastian dan Keraguan: Puisi dibuka dengan ketidakpastian dan keraguan, diwakili oleh ragu terhadap perubahan laut. Penyair menunjukkan keraguan melalui perbandingan dengan warna air yang kelam di bawah laut, menciptakan citra ketidakjelasan yang melibatkan pembaca dalam keadaan pikiran yang serba salah.
Kesetiaan dan Kesenyapan Laut: Kesetiaan digambarkan sebagai karakteristik laut yang senyap. Ini menciptakan kontradiksi menarik antara kesetiaan laut yang tampak begitu kuat namun disertai dengan kesenyapan yang mendalam. Keadaan laut yang senyap dapat diartikan sebagai ketenangan atau keheningan yang setia.
Pencemaran dan Kecantikan yang Terpapar: Citra "sampah-sampah mengambang" di atas laut menyoroti kontradiksi antara keindahan alam dan dampak pencemaran. Penyair menunjukkan rasa sakit atas keindahan yang tercemar oleh perilaku manusia. Ini menciptakan kesadaran akan tanggung jawab kita terhadap lingkungan.
Pesan Patriotisme dan Kritik Tersembunyi: Puisi menyertakan pesan patriotisme melalui panggilan "hai anak negri" dan ajakan untuk terus mendayung. Namun, ada juga kritik tersembunyi terhadap situasi yang mungkin membutuhkan lebih banyak daripada semangat patriotisme untuk menyelesaikannya.
Keinginan untuk Mencari dan Menjelajahi: Penyair mengekspresikan keinginan untuk "menyanyi" dan "meningkahi arah angin yang manja." Hal ini menunjukkan dorongan untuk menjelajahi dunia, mencari pengalaman baru, dan menghadapi tantangan. Meskipun di satu sisi ada keinginan untuk menjelajahi, namun pada akhirnya ada ketidakpastian terkait hasil dari pencarian tersebut.
Setia pada Tanah dan Negara: Puisi menutup dengan pernyataan tentang kesetiaan penyair pada tanah dan negaranya, membawa kembali tema kesetiaan yang terdapat di awal puisi. Ini menunjukkan rasa cinta dan keterikatan pada asal-usul dan identitas.
Pukulan Terakhir "Ada yang Menikam": Puisi diakhiri dengan pernyataan singkat dan tajam, "Ada yang menikam." Ini memberikan sentuhan gelap dan misterius pada akhir puisi, menyiratkan bahwa di balik keindahan dan kesetiaan, ada ancaman atau kejahatan yang tersembunyi.
Puisi "Kontradiksi" secara brilian menggabungkan elemen kesetiaan, keraguan, keindahan alam, dan kontradiksi manusia, menciptakan karya yang mendalam dan merangsang pikiran pembaca.
Puisi: Kontradiksi
Karya: Yvonne de Fretes
Biodata Yvonne de Fretes:
- Yvonne de Fretes lahir pada tanggal 10 Oktober 1947 di Singaraja, Bali.