Kehidupan di Kota
Seperti seorang enggan bersalaman
Karena hidup didera kesibukan
Kebisingan dan kehidupan di kota
Yang jemu hormat dan sungkan
Sebab hati dalam keakuan
Diriku, kekasih!
Seperti juga waktu lalu
Dalam kalbu rindu bertemu
Aku terus berjalan
Penuh salam kemesraan
bagiNya
jiwa-jiwa yang damai
atas hati yang permai
CintaMu, Kekasih!
Tiada kunjung hilang
Sumber: Tetesan Embun (1977)
Analisis Puisi:
Puisi "Kehidupan di Kota" karya Susy Aminah Aziz menyajikan gambaran kehidupan di tengah-tengah hiruk-pikuk kota modern. Dengan gaya bahasa yang mendalam, puisi ini menggambarkan kontras antara kesibukan hidup di kota dan keinginan untuk tetap memelihara keakuan dalam hati.
Enggan Bersalaman dan Keseharian Kota: Penyair membuka puisi dengan perbandingan seorang yang enggan bersalaman dengan hidup yang didera kesibukan. Ini menciptakan gambaran metaforis tentang kehidupan di kota yang penuh dengan kebisingan dan kesibukan, sehingga menyebabkan orang enggan bersalaman, tanda hormat dan sungkan pudar di tengah hiruk-pikuk keseharian.
Hati dalam Keakuan dan Kehidupan yang Jemu: Kata-kata "sebab hati dalam keakuan" menyiratkan bahwa meskipun hidup di tengah-tengah kehidupan yang sibuk dan jenuh di kota, hati seseorang tetap memiliki keakuan dan integritasnya. Puisi menyuarakan keinginan untuk tetap setia pada nilai-nilai hati dalam menghadapi kehidupan yang penuh tekanan.
Pesan untuk Sang Kekasih dan Rindu Bertemu: Penyair menyatakan "diriku, kekasih" untuk menggambarkan hubungan yang erat dengan kehidupan dan segala yang ada di dalamnya. Ada rindu bertemu, dan penyair terus berjalan dengan membawa salam kemesraan, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi Sang Kekasih, mungkin merujuk pada Tuhan atau nilai-nilai spiritual.
Perjalanan Jiwa yang Damai dan Hati yang Permai: Puisi melanjutkan dengan mengekspresikan perjalanan jiwa yang damai dan hati yang permai. Ini dapat diartikan sebagai pencarian ketenangan di tengah-tengah kehidupan yang sibuk dan penuh hiruk-pikuk. Cinta kepada Sang Kekasih diakui sebagai pengantar kehidupan yang membawa kedamaian dan keindahan pada hati.
Cinta yang Abadi dan Tiada Kunjung Hilang: Puisi diakhiri dengan pernyataan bahwa "CintaMu, Kekasih!" tidak kunjung hilang. Ini menunjukkan keyakinan dalam keabadian cinta, baik pada manusia maupun pada dimensi spiritual. Puisi ini memberikan harapan bahwa meskipun kehidupan di kota penuh dengan tantangan, cinta yang tulus dan abadi tetap bertahan.
Puisi "Kehidupan di Kota" karya Susy Aminah Aziz adalah puisi yang menyelami kehidupan di kota dengan sentuhan hati yang mendalam. Dengan menggabungkan metafora dan ekspresi puitis, penyair berhasil menggambarkan kontras antara kesibukan kota dan keakuan hati seseorang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan sehari-hari, menemukan keakuan di tengah kesibukan, dan meneguhkan keyakinan pada keabadian cinta.
Karya: Susy Aminah Aziz
Biodata Susy Aminah Aziz:
- Susy Aminah Aziz lahir pada tanggal 24 November 1937 di Jatinegara, Jakarta.
- Nama lengkapnya adalah Susy Aminah Aziz binti Haji Abdul Aziz bin Haji Endung Mugnie.
- Nama panggilannya adalah None Atau Susy. Dalam dunia sastra, sering menggunakan nama samaran Sara Ananda N.