Sumber: Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (1979)
Analisis Puisi:
Puisi "Juita" karya Walujati memadukan elemen-elemen romantisme dan keindahan dalam menyampaikan ekspresi perasaan cinta.
Simbolisme dan Metafora yang Kuat: Puisi ini dipenuhi dengan simbolisme dan metafora yang kuat. Juita, pinggan perak, mawar putih, dan selubung merah mewakili objek-objek romantis yang memberikan kedalaman makna terhadap perasaan cinta. Permata, pinggan perak, dan mawar merah menjadi simbol keindahan, kesucian, dan keabadian.
Penggunaan Bahasa yang Romantis: Walujati memadukan bahasa yang romantis dan indah untuk menyampaikan perasaan cinta. Ia menggunakan deskripsi yang mendalam dan puitis, seperti "merah menyala, penutup mawarku, Permata" atau "bagaikan selubung sutera dewangga," untuk menciptakan gambaran yang memikat dan memperkuat kesan romantisme.
Gelombang Perasaan dalam Narasi: Puisi ini menggambarkan gelombang perasaan yang dialami sang penyair. Dari keindahan dan keharuman yang ditemukan dalam Juita dan pinggan perak, hingga kekecewaan dan kehancuran saat melihat "rusak" dan "dicabik-cabik jarimu halus." Ini menciptakan dinamika emosional dalam narasi.
Personifikasi dan Alegori: Dengan menggambarkan Juita sebagai sosok yang tertawa dan mawar putih sebagai permata, puisi ini memanfaatkan personifikasi untuk memberikan karakter dan sifat manusiawi pada objek-objek non-manusiawi. Hal ini memberikan dimensi alegorikal pada kisah cinta yang disampaikan.
Kritik terhadap Dewa Pengrusak: Puisi ini mengakhiri dengan kritik terhadap Dewa Pengrusak, yaitu Syiwa, yang dianggap bertanggung jawab atas kehancuran cinta. Penggunaan Dewa sebagai simbol ketidakpastian dan ketidakadilan dalam cinta memberikan kedalaman filosofis pada puisi ini.
Puisi "Juita" adalah puisi yang memikat dengan penggunaan bahasa yang puitis dan metafora yang kaya. Dengan memadukan simbolisme, romantisme, dan kritik sosial, Walujati menciptakan karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan emosional dalam cinta dan kerentanan manusia terhadap keindahan dan kehancuran.
Puisi: Juita
Karya: Walujati
Biodata Walujati:
- Walujati lahir pada tanggal 5 Desember 1924 di Sukabumi.
- Nama sebelum menikah Louise Walujati Hatmoharsoio.
- Nama setelah menikah Walujati Supangat.