Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Hujan Januari (Karya Melki Deni)

Puisi "Hujan Januari" bukan hanya menciptakan gambaran cuaca yang suram, tetapi juga merangkai kekaburan emosional dan keinginan untuk mencintai.
Hujan Januari

Mendung mengaburkan lanskap kota, aku mencari matamu. Matamu menyembunyikan cinta yang tak terpendam. Aku tak ingin buru-buru mendakukan isyarat mata itu. Kau tahu semua orang berhak mencintai seseorang meski selalu tidak tepat waktu.
 
Kau tahu dinginnya Hujan Januari mempermainkan air mata yang mendidih, tetapi kau tidak menceritakannya kepada lilin, kepada pintu, kepada Hujan Januari, agar aku dapat menerjemahkannya tanpa cacat, jarak, dan waktu.

Suatu hari nanti kita mengisahkannya kembali tentang rahasia, cinta yang tak sempat diucapkan, lilin, pintu, Hujan Januari yang dingin, dan air mata yang mendidih. Kau pun bertanya teduh: mengapa rindu tidak mengutuk Hujan Januari?

Alcorcòn-Madrid, 15 Januari 2024

Analisis Puisi:
Puisi "Hujan Januari" karya Melki Deni menggambarkan suasana yang melibatkan elemen cuaca, emosi, dan rindu.

Simbolisme Cuaca: Hujan Januari menjadi simbol dari kondisi emosional di dalam puisi. Melki Deni menggambarkan suasana mendung yang kabur, menciptakan latar belakang yang membingungkan dan melibatkan pencarian mata seseorang. Hujan Januari menjadi metafora kehidupan yang kadang-kadang suram dan sulit dipahami.

Pencarian Cinta: Pencarian mata seseorang di tengah lanskap yang kabur menunjukkan ketidakpastian dan keinginan untuk menemukan cinta. Proses mencari ini tampaknya terkait dengan ketidakpastian cuaca dan suasana hati yang tak menentu.

Tidak Tepat Waktu: Puisi menyentuh tema cinta yang sering kali tidak muncul pada waktu yang tepat. Penekanan pada hak setiap orang untuk mencintai meski dianggap "tidak tepat waktu" menggambarkan kompleksitas dan ironi dalam hubungan.

Kontras dalam Cuaca: Melki Deni menggunakan kontras antara dinginnya Hujan Januari dan air mata yang mendidih untuk menciptakan ketegangan emosional. Ini memberikan dimensi dramatis pada suasana hati dan perasaan yang dirasakan oleh penyair.

Dialog Imaginer: Pembaca dihadapkan pada dialog imaginer antara penyair dan subjek puisi. Pertanyaan tentang mengapa rindu tidak mengutuk Hujan Januari menggambarkan rindu sebagai kekuatan yang tidak dapat dihindari, bahkan dalam kondisi yang sulit sekalipun.

Daya Cerita: Puisi ini membangun daya cerita yang melibatkan pembaca untuk merenungkan kisah cinta yang penuh dengan rahasia, ketidakterucapan, dan perasaan yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya.

Puisi "Hujan Januari" bukan hanya menciptakan gambaran cuaca yang suram, tetapi juga merangkai kekaburan emosional dan keinginan untuk mencintai. Melalui simbolisme dan kontras, puisi ini menciptakan nuansa dramatis yang mendalam, mengundang pembaca untuk merenungkan dinamika kompleks cinta dan rindu.

Puisi Melki Deni
Puisi: Hujan Januari
Karya: Melki Deni

Biodata Melki Deni:
  • Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
  • Melki Deni menjuarai beberapa lomba penulisan karya sastra, musikalisasi puisi, dan sayembara karya ilmiah baik lokal maupun tingkat nasional.
  • Buku Antologi Puisi pertamanya berjudul TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik (Yogyakarta: Moya Zam Zam, 2022).
  • Saat ini ia tinggal di Madrid, Spanyol.
© Sepenuhnya. All rights reserved.