Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Akankah Kita Seperti Ini (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Akankah Kita Seperti Ini" bukan hanya sekadar penggambaran tentang rindu dan kehilangan, tetapi juga menyelami pertanyaan filosofis ...
Akankah Kita Seperti Ini

Sungguh luar biasa
Awal tahun sudah kehilangan arah
Belum apa-apa
Kita sudah disekat oleh jarak 
Realita berbicara tanpa nada
Hanya kenangan masa silam 
Menghiasi kepala yang keram
Kita berpijak pada semesta yang sama
Kita bernaung di bawah langit yang sama
Kenapa mesti ada rindu yang terlalu sendu 
Seperti ini?
Kenapa mesti ada gerimis yang muncul
Setelah matahari memberi diri pada malam hari?
Mungkinkah kita seperti mimpi?
Datang dengan segala harap
Berlalu tanpa punya tawa yang merekah
Akankah kita seperti ini selalu?
Akankah kita dirangkul rindu terus menerus?
Tuhan sepertinya muak melihat kita
Setiap hari selalu saja maki jam dinding
Tanpa henti

2024

Analisis Puisi:
Puisi "Akankah Kita Seperti Ini" karya Ehfrem Vyzty menciptakan gambaran yang mendalam mengenai kehilangan, rindu, dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul terhadap perjalanan hidup.

Tema Sentral: Puisi ini mencakup tema-tema universal seperti kehilangan, rindu, dan ketidakpastian dalam perjalanan hidup. Penyair mengeksplorasi bagaimana waktu dan jarak dapat memisahkan orang-orang, meninggalkan kenangan dan pertanyaan yang tak terjawab.

Kehilangan dan Keputusasaan: Dengan ungkapan "Awal tahun sudah kehilangan arah," puisi membuka dengan nada kekecewaan dan kebingungan. Keputusasaan tergambar dalam kata-kata yang menyiratkan bahwa tahun baru dimulai tanpa arah yang jelas.

Pemisahan dan Jarak: Penyair menyampaikan perasaan pemisahan dan rasa jarak melalui baris "Belum apa-apa / Kita sudah disekat oleh jarak." Ini bisa merujuk pada jarak fisik atau emosional yang menghantui hubungan.

Realitas yang Tanpa Nada: Ungkapan "Realita berbicara tanpa nada" menciptakan gambaran tentang ketidakjelasan dan kehampaan dalam menghadapi kenyataan. Tidak ada jawaban yang diberikan, hanya kenangan dan kehampaan.

Pertanyaan Filosofis: Puisi ini memperkenalkan pertanyaan-pertanyaan filosofis mengenai rindu, kenapa harus ada rindu yang "terlalu sendu" dan mengapa gerimis muncul setelah matahari berlalu. Pertanyaan-pertanyaan ini menciptakan refleksi mendalam tentang kehidupan dan hubungan.

Perpaduan Antara Kenangan dan Realitas: Penyair mengekspresikan bahwa kenangan masa silam masih menghiasi pikiran, meskipun realitas sekarang terasa sulit. Perpaduan antara kenangan dan realitas menciptakan suasana melankolis.

Pertanyaan pada Tuhan: Puisi menunjukkan penggambaran kekecewaan dan keraguan terhadap takdir dengan menyatakan bahwa Tuhan "sepertinya muak melihat kita." Hal ini menciptakan nuansa spiritual dan penuh pertanyaan.

Puisi "Akankah Kita Seperti Ini" bukan hanya sekadar penggambaran tentang rindu dan kehilangan, tetapi juga menyelami pertanyaan-pertanyaan filosofis mengenai arti hidup dan hubungan. Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang realitas kehidupan yang penuh tanya.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Akankah Kita Seperti Ini
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty sudah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
© Sepenuhnya. All rights reserved.